"Jika ucapan pak Fian tadi hanyalah sebuah lelucon maka abaikan saja ucapan saya ini. Namun jika itu benar dari perasaan anda, maka saya rasa anda tidak bisa mengutarakan langsung pada adik saya. Saya takut akan menimbulkan fitnah. Apalagi Zidan sedang di luar negeri" lanjut pak Reno lagi.
Fian terdiam beberapa detik. Ia mencoba mencerna dan memahami ucapan pak Reno padanya. Kemudian terdengar hembusan nafas panjang darinya. Fian menatap pak Reno dengan tatapan serius. Wajahnya juga sama seriusnya dengan pak Reno.
"Jika saya benar-benar suka dengan Senja, bagaimana pak Reno?" tanya Fian serius. Pak Reno membulatkan matanya lebar-lebar. Beberapa detik tidak ada yang mengeluarkan suara. Ruangan terasa sunyi dan sepi. Hanya suara jarum jam di dinding yang terdengar. Reno masih terdiam dengan jawaban Fian. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Pak Fian serius?" tanya Reno sekali lagi. Fian mengangguk mantap.