"Bagaimana kabarnya, Sen?" tanya Fian yang tiba-tiba muncul di koridor kampus. Menghentikan langkah Senja dan Rina. Senja yang sedang bercengkerama dengan Rina langsung terlonjak kaget. Ia menarik nafas panjang menahan keterkejutannya.
"Sorry" kata Fian pelan.
"Bisa kita bicara berdua?" tanya Fian pada Senja. Senja mendongak sekilas lalu menatap Rina.
Senja membawa Fian ke salah satu bangku taman yang ada di fakultasnya. Mereka duduk berdampingan. Terdengar helaan nafas sebelum Fian bersuara.
"Gimana kabarnya? Lama kita nggak ketemu yaa?" tanya Fian. Senja menoleh sekilas lalu menatap luruk ke depan kembali.
"Kabar baik. Alhamdulillah. Kamu sendiri?" tanya Senja balik. Fian terkekeh.
"Gini ya kalau di tinggal jauh tunangan. Langsung kurus loh kamu" ucap Fian membuat Senja sedikit terkejut.
"Emang aku kurusan?" tanya Senja cepat. Fian mengangguk sambil menahan senyumnya.
"Aku juga baik Sen. Owh ya, gimana kabar Zidan?"
"Zidan juga baik" jawab Senja singkat.