"Ma, Larry nggak mau bangun." Isak tangis Samanta masih menyayat hati setiap orang yang mendengarnya. Dia memeluk erat tubuh Pris.
"Larry pasti akan bangun, sayang. Kita akan berdoa dan memohon sama-sama."
Perawat masuk ruangan sembari membawakan barang-barang Larry. "Nona, ini ponsel dan dompet milik suami Anda. Ponselnya nggak bisa dibuka karena ada kata sandi. Beruntung dia menyimpan nomor ponsel Anda di dompetnya."
Samanta menerima dua benda milik Larry. Layar ponsel sudah pecah. Samanta mengusap layar dengan kata sandi yang dia tahu. Foto mereka berdua muncul. Samanta semakin menangis. "Larry sangat mencintaiku, Ma. Dia hanya ingin aku memanggilnya sayang tapi aku nggak pernah mewujudkannya. Istri seperti apa aku ini?" Samanta terus menyalahkan diri sendiri.
"Ta, ingat kalau di perut kamu ada bayi. Lagipula ini bukan salah kamu. Larry pun nggak pernah marah karena hal itu." Suara Sherin mencoba untuk menenangkan.