Samanta mengepalkan tangan. Marah, kecewa, sakit hati telah bersatu untuk memporak-porandakan hatinya. "Apa tujuan Anda ke sini? kenapa Ana menemui saya? kita sudah tidak memiliki urusan, kan?" tanya Samanta. Dia menahan segala gejolak di dada. Selama ini dia sudah bahagia hidup sendiri. Untuk apa juga salah satu anggota keluarganya hadir jikalau hanya untuk menyakiti?
"Tentu saja saya datang ke sini untuk mengingatkan identitas kamu. Anak haram nggak pantas bersanding dengan Larry. Anak haram nggak pantas berdiri di perusahaan ini." Marta terus berkata-kata. Semua kalimatnya mengalir bergitu saja tanpa peduli itu sangat menyakitkan hati Samanta.
"Saya bukan anak haram. Lebih baik Anda keluar dari sini. Anda bukan keluarga saya." Samanta mengusir Bibi nya. Sungguh dia sudah tidak tahan mendengar penghinaan ini.