"Mau ke dokter dulu non?" tanya Haris menawarkan. Dia menatap anak majikannya itu dengan cemas. Takut juga jika sampai terjadi apa apa dengan gadis itu. Karena bagaimana pun juga orang yang terakhir bersama dengan Dara adalah dirinya.
"Gak usah pak, langsung pulang aja. Cepetan," perintah Dara.
"Iya non. Sabar ya." Haris pun segera melajukan mobilnya menuju ke rumah yang jaraknya tak terlalu jauh.
"Masuk angin kali ya non?" tanya Haris ketika mereka sudah berada di jalanan komplek rumah Daniel.
"Seumur umur aku gak pernah masuk angin pak. Jangan sembarangan, masuk angin itu penyakit orang miskin," sahut Dara sambil menahan mualnya.
Mendengar hal itu Haris lantas tersenyum, "Masa sih begitu, pantesan saya sering masuk angin," kekehnya.
"Malah bercanda, udah buruan ah!"
"Iya ini udah sampai kok non. Tinggal belok."