Chapter 6 - Artificial Soul

"Huff... huff... huff... ahhh~"

Di sebuah toko Kue yang gelap gulita dan juga sepi, Kagami menggenjot Mister P miliknya ke dalam lubang kemaluan mayat seorang gadis berumur tiga belas tahun dengan gerakkan yang sangat kasar dan agresif.

Miss V dari mayat gadis berambut panjang itu telah mengalami pengerasan dan seluruh tubuh mungil gadis itu telah kaku karena sudah lama meregang nyawa.

Rasa nikmat dari impitan Miss V mayat Nanami yang telah mengalami pengerasan membuat pria berambut putih itu menggenjot tubuh mayat gadis mungil itu dengan membabi buta, Kagami merasakan nikmat yang sangat dan terus mencelupkan Mister P miliknya ke dalam Miss V Nanami yang telah kaku dan mengeras.

"Hosh... hosh... hosh..." dengan tubuh yang dipenuhi keringat Kagami menekan mister P-nya  ke dalam Miss V Nanami yang sempit, Mister P Kagami yang sangat padat dan besar menerobos masuk ke dalam rahim Nanami dan membuat cetakan benjolan di permukaan perut mayat gadis mungil tersebut.

CROT! CROOT! CROOOOT!

"Hosh... hosh... hosh..." Setelah bersetubuh dengan Mayat Nanami selama 2 Jam akhirnya Kagami mengeluarkan cairan putih yang sangat banyak dari mister P miliknya, saking banyaknya cairan putih tersebut merembes keluar dari lubang Miss V Nanami dengan jumlah yang sangat banyak.

"Tunggu aku Nanami, aku pasti akan menghidupkanmu!" ucap Kagami sambil melap air mata yang mulai turun membasahi pipinya, walaupun nikmat sebuah mayat tidaklah cukup baginya, ia sangat merindukan suara rintihan Nanami ketika dirinya bersetubuh dengan gadis mungil tersebut.

"Fuh lebih baik aku segera bergerak sebelum para Ksatria Elit dari dunia Kegelapan menemukanku." Kagami mencabut kemaluannya yang besar dari Miss V mayat gadis berumur tiga belas tahun itu, lalu tidak lama kemudian di depan Kagami muncul sebuah portal Kegelapan, puluhan tangan kegelapan terlihat merayap keluar dari portal tersebut lalu puluhan tangan kegelapan itu mengambil mayat Nanami dan menyeretnya masuk ke dalam Portal. "Sebenarnya aku masih ingin menggenjot tubuh mungilmu hingga berhari-hari, tapi apa boleh buat menghidupkanmu adalah prioritas utama, aku harus bergerak cepat sebelum Ksatria Elit bedebah itu datang dan mengacaukan semuanya!"

❣❣❣

Sementara itu di Dimensi Kegelapan...

Di dalam sebuah Bar ternama di Dimensi Kegelapan, sesosok Jin api berkulit merah sedang menikmati minuman keras khas Dunia Kegelapan di ruang VIP sambil ditemani dua gadis Succubus berpakaian minim.

"Hyahahahaha!" Ifrit tertawa terbahak-bahak sambil merangkul dua gadis Succubus yang duduk di samping kiri dan kanannya. "Hyahahaha! Bar ini memang yang terbaik!"

"Tuan~" ucap gadis Succubus berambut putih pendek yang duduk di samping kiri Ifrit sambil menuangkan sebotol minuman keras ke gelas berukuran Jumbo, lalu setelah selesai menuang minuman keras ke gelas tersebut, gadis itu mulai mendekatkan bibirnya ke mulut Jin berkulit merah itu dan berkata,  "apa tuan ingin merasakan sesuatu yang panas dan lembut~?"

"Hah? Tentu saja! Hahaha!" Ifrit pun menyambut ajakan tersebut dan menempelkan mulutnya ke mulut gadis Succubus itu dan dengan lihainya Jin api itu memainkan lidahnya di dalam mulut gadis itu.

Namun saat tengah asyik mengemut mulut gadis Succubus, tiba-tiba saja Ifrit merasakan aura Kegelapan yang terasa sangat familiar baginya, ia pun segera melepas ciumannya dan bergegas pergi dari tempat itu setelah meninggalkan puluhan kristal hitam di meja.

Sambil mempercepat langkahnya Ifrit berjalan keluar Bar, setelah keluar Bar Ifrit menghampiri sebuah Gang sempit karena Jin berkulit merah itu merasakan Aura kegelapan yang familiar di Gang sempit tersebut.

Setelah menyusuri gang sempit cukup lama Jin berkulit merah itu melihat sesosok Pria berambut putih yang sedang bersembunyi di dalam tong sampah yang telah kosong.

"Kau?!"

"Jangan berisik, mereka akan menemukanku!"

"Kagami kenapa kau kesini, bukankah kau telah menjadi buronan Raja Kegelapan?"

Kagami melihat sekitar lalu pria berambut putih itu lekas membuat sebuah Gerbang Kegelapan, dan dari Gerbang Kegelapan tersebut terlihat sebuah pemandangan malam Padang Pasir yang membentang luas.

"Masuklah, ada yang ingin kubicarakan denganmu!"

Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Ifrit memasuki Gerbang Kegelapan tersebut, melihat Ifrit yang sudah memasuki Gerbang Kegelapan miliknya, Kagami pun segera melompat keluar dari tempat sampah dan segera memasuki Gerbang Kegelapan miliknya.

"Tempat ini, kenapa dari sekian banyak tempat, kau malah membawaku kesini?" ucap Ifrit sambil melihat ribuan bintang yang menghiasi langit malam di gurun pasir itu.

"Memangnya ada apa dengan tempat ini?" tanya Kagami heran. "Aku memilih tempat ini karena jumlah makhluk hidup di sini lebih sedikit dari tempat lainnya."

"Ti-tidak, hanya saja tempat ini mengingatkanku pada masa lalu."

"Masa lalu, ngomong-ngomong Ifrit, apa kau tahu cara menghidupkan orang mati?" tanya Kagami langsung to the point.

"cara menghidupkan orang mati, apa kau ingin menghidupkan orang tuamu?"

"Tidak..." Kagami menjentikkan jarinya dan dalam sekejap di belakang pria berambut putih itu muncul sebuah Portal Dimensi Kegelapan, dan tidak lama kemudian dari portal tersebut muncul puluhan tangan bayangan yang menggotong mayat seorang gadis mungil berambut panjang.

"Bagaimana, apa kau tahu cara menghidupkan gadis ini?"

"Kau, bukankah itu anak Manusia?!"

"Ya, bagaimana apa kau tahu cara menghidupkannya?"

"Hmmm...." Ifrit berpikir keras untuk mengakses semua pengetahuannya yang berkaitan dengan menghidupkan manusia, sementara itu Kagami menunggu jawaban Ifrit dengan sabar. "Menghidupkan manusia ya, kurasa itu mustahil, tapi ada satu cara."

"Satu cara?"

"Menghidupkan orang yang sudah mati adalah hal yang mustahil karena setelah mati jiwa Manusia akan terkurung di alam kubur hingga hari pembalasan tiba," jelas Ifrit. "Tapi kau bisa menggantinya dengan mengisi wadah gadis itu dengan energi Kegelapan murni."

"Energi Kegelapan? Kalau itu sih aku juga punya."

"Kau salah paham Kagami, energi Kegelapan milikmu bukanlah Ener...?!" belum sempat menyelesaikan perkataannya tiba-tiba saja Kagami menarik Janggut Ifrit yang berwarna putih sambil menatap Jin berkulit merah itu dengan tatapan bengis.

"Kau menghinaku?"

"Lepaskan, dengarkan aku sampai selesai!"

"Oke, kalau begitu cepat jelaskan!" ucap Kagami lalu melepas Janggut Ifrit dari genggamannya dan mendorong tubuh Jin berkulit merah itu.

"Angkuh seperti biasa, ubahlah kebiasaan burukmu itu!" ucap Ifrit sambil mengelus-elus janggut putihnya.

"Kau, beraninya makhluk rendah sepertimu menasihatiku!"

"Cih! baiklah aku akan menjelaskan apa itu energi Kegelapan murni padamu, tapi kau harus mendengar perkataanku sampai selesai!" ucap Ifrit menahan amarahnya hingga bara api menyelimuti tubuhnya.

"Baiklah, tapi tolong dipersingkat karena saat ini aku sedang diburu oleh Ksatria Kegelapan."

"Oke aku akan menjelaskannya secara singkat, energi Kegelapan Murni adalah sebuah energi kehidupan yang terbuat dari pengorbanan ribuan jiwa manusia, dan untuk mendapatkannya kau harus melakukan ritual khusus."

"Ritual khusus? jangan katakan kalau aku harus melakukan kontrak denganmu untuk melakukannya."

"Tidak, bukankah kau sudah melakukan kontrak dengan Abyss? Tentu saja aku tidak mau berurusan dengan Entitas yang menyimbolkan ketiadaan itu, sebagai gantinya kau harus membayarnya dengan cara lain setelah berhasil menghidupkan gadis ini."

"Oke Deal, lalu bagaimana dengan ritualnya?"

"Kalau masalah ritual serahkan saja padaku, yang perlu kau lakukan adalah mengumpulkan seribu manusia untuk pengorbanan."

"Hanya itu? Baiklah kalau begitu aku pergi!" setelah mengatakan itu Kagami bergegas pergi dengan menggunakan Gerbang Kegelapan miliknya.

"Main pergi saja, aku belum selesai bicara bodoh!" ucap Ifrit mencegah Kagami menutup Gerbang Kegelapan miliknya.

"Kau menyebutku apa barusan?"

"Kau harus mengumpulkan mereka dalam keadaan hidup, karena kita membutuhkan darah segar mereka untuk menjalankan ritual."

"Oke, Terima kasih!" sahut Kagami dari balik Gerbang Kegelapan dan dalam hitungan detik Gerbang Kegelapan itu raib dari pandangan Ifrit.

😈😈😈

Kerajaan Eden

Kampung Anjing

Pukul 23:40

Di sebuah Gang Kampung yang cukup gelap dan sepi terlihat dua orang pemuda yang sedang memantau gang sempit dari atas atap rumah salah satu warga.

"Steve sebenarnya kita sedang menunggu apa?" tanya Fazz setelah menemani Steve di atas atap rumah warga selama berjam-jam.

"Bersabarlah, kau akan tahu nanti."

Mendengar itu Fazz pun lekas duduk sambil menikmati semilir angin malam yang lewat dan tidak lama kemudian ia teringat dengan senyuman gadis bermata merah yang ia temui tadi pagi.

"Sepertinya aku harus cepat-cepat mendapatkan kerja," pikir Fazz. "bila gadis itu tahu aku hanyalah seorang pengangguran, mungkin gadis itu akan menjauh dariku." Lamun Fazz menghela nafas, namun setelah selesai melamun Fazz terkejut dengan Steve yang sudah tidak ada di sampingnya. "Steve?"

Fazz pun menengok ke bawah untuk mencari Steve dan tidak lama kemudian Fazz melihat sahabat berambut pirangnya itu yang sedang menikam leher seorang karyawati yang sedang hamil.

"STEVE!?" Teriak Fazz terkejut melihat tindakkan sahabatnya itu, pria bermata biru itu lekas berlari menuruni genteng lalu melompat ke bawah.

"Fazz?" Steve menoleh ke belakang dan melihat Fazz yang sedang berlari kearahnya dan pada waktu yang sama wanita hamil yang telah digorok Steve ambruk dan terkapar di tanah, darah segar dari leher wanita hamil itu mengucur deras hingga membasahi aspal dan pakaiannya.

Menyadari wanita hamil yang ditikamnya sudah tidak bernyawa, Steve pun lekas memeriksa tas wanita hamil tersebut.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Fazz lalu menghentikan langkahnya tepat di depan Steve yang tengah merogoh tas kecil dari mayat Karyawati yang sedang hamil tersebut.

Tidak lama kemudian Steve mengeluarkan tangannya dari tas kecil tersebut, dan setelah itu lembaran uang senilai 100 Ryo dengan jumlah yang cukup banyak berada di genggaman Steve, dan pria berambut pirang itu lantas menyodorkan uang tersebut pada Fazz.

"..." Fazz hanya terdiam heran melihat sahabatnya yang menyodorkan uang haram kepadanya.

"Nih untukmu, kau akan membutuhkannya untuk mencari kerja."

"Maaf Steve aku tidak bisa menerimanya, aku lebih suka mendapatkan uang dengan usahaku sendiri."

"Tidak mau? Ya sudah kalau begitu aku akan menyimpannya untuk diriku sendiri." Menyadari sahabatnya menolak uang yang ia sodorkan Steve pun segera memasukkan puluhan lembar uang 100 Ryo itu ke dalam kantung celananya.

"Aku tidak masalah kau membunuh wanita ini, tapi kenapa kau membunuhnya?"

"Kenapa katamu? Tentu saja un..." Steve tiba-tiba menghentikan ucapannya, ia menghentikan ucapannya karena terkejut melihat sesosok pria berarmor lengkap di kejauhan yang sedang berjalan ke arah mereka berdua. "Fazz di belakangmu!"

"Ya aku merasakannya Steve." Fazz membalikkan tubuhnya dan melihat Pria Berarmor Hitam yang semakin mendekat. "Aku merasakan energi negatif yang sangat besar memenuhi udara!"

BWUSH!

Dalam sekejap seluruh tubuh Fazz diselubungi oleh asap berwarna hitam pekat.

"Steve waspadalah Pria ini adalah Ksatria Elite dari Dunia Kegelapan!"

"Ksatria Elite? Kau mengenalnya Fazz?" setelah mengatakan itu sebuah cahaya berwarna kuning perlahan merembes keluar dari tubuh Steve dan dalam hitungan detik cahaya berwarna kuning itu menutupi seluruh tubuhnya. "Menarik! Aku jadi tidak sabar ingin memajang mayatnya di ruang bawah tanah milikku!"

To be Continued...