Aura, suatu fenomena penyebaran kekuatan magis langka yang menjadi bahan perebutan antara manusia dan iblis, serta penyulut perang abadi sepanjang benua Banrong. Fenomena misterius ini memberi kekuatan pada sekelompok anak-anak manusia di seluruh wilayah. Anak-anak itu tumbuh menjadi petarung andalan umat manusia yang memimpin jalannya peperangan. Pengguna aura terus berkembang setiap generasi baru, tapi demikian juga dengan iblis, yang kekuatannya terus meningkat didampingi dengan munculnya iblis pengguna aura memperpanjang konflik.
Perseteruan manusia dan iblis ini tidak ada yang tahu sebenarnya sejak kapan dimulai, ditambah dengan hilangnya segala catatan sejarah tentang asal mula dari aura dalam kekacauan perang. Korban tak terhitung sudah berjatuhan di kedua sisi tanpa pandang bulu: pekerja, orang tua, anak-anak, pemimpin hebat, dan juga teman seperjuangan. Dengan tidak adanya tanda-tanda akan berakhirnya perang, manusia semakin hilang semangat dan kesulitan mengendalikan situasi peperangan. Tetapi, legenda mengatakan bahwa sekelompok tokoh dengan aura dahsyat akan bangkit sebagai pelopor dari berakhirnya perang. Untuk perdamaian dan keberlangsungan hidup manusia dan iblis, itulah kewajiban mereka… kewajibanku… kewajiban kami.
**
**
Disebuah desa ada sebuah keluarga yang bahagia.
"Kiki, cepat makan" kata Ibu.
"Baik, bu" jawabku.
Perkenalkan, namaku Kiki. Aku lahir sebagai orang biasa di desa yang beruntung menjadi salah satu pengguna aura pada generasi ini. Aku hidup bersama Ibu, ayah, seorang kakak dan adik. Aku satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga. Umurku baru 15 tahun. Dan ini adalah cerita kami.
"Kiki, inilah harinya" kata Ayah.
"Hm? Hari apa ayah?" Tanya sang adik.
"Hari dimana Kiki akan masuk ke akademi. Kiki harus berlatih untuk menggantikan ayah suatu hari nanti." jawab sang kakak.
"Kau akan berangkat setelah makan. Apa barang-barangmu sudah dikemas?" tanya Ibu.
"Sudah, Bu." jawabku.
Selesai makan aku pun berpamitan, sebuah kereta datang untuk menjemput para generasi muda untuk menuju tempat tujuan akhir di ibukota, Akademi Griffin.
Akademi ini berdiri di salah satu dari 4 wilayah arah mata angin Kerajaan manusia, Aelia. Setiap wilayah memiliki akademi masing-masing. Akademi Griffin, salah satu dari akademi tua yang berdiri di utara telah melatih banyak legenda dan pendekar hebat terutama karena langsung berbatasan dengan kerajaan iblis.
Dalam sejarahnya berdiri, Akademi ini sangat dihormati dan bergengsi dengan diimplementasikannya sistem merit. Siapapun bisa masuk tanpa pandang latar belakang dan berlatih selama 3 tahun. Selama itu akan ada pelatihan berat, misi-misi, membantu dalam pertempuran-pertempuran kecil, dll. Prestasi dan hasil dari semua itu serta pembuktian kekuatan individu menjadi penentu promosi seseorang untuk naik tingkat. Berdasarkan tingkat saat kelulusan, akan terbuka berbagai peluang dari jabatan militer sampai hak-hak individu yang temani dengan lencana spiritual dari akademi sebagai bukti. Aku berniat untuk berlatih sekuat tenaga, tapi kalau tidak salah waktu itu Ayah bilang…
== flashback ==
"Ketika kau berada di Akademi Griffin, kau harus menyembunyikan kekuatanmu" pesannya padaku
"Apa maksudmu, Ayah? Aku hanya berada di tahap perunggu tingkat 1. Bukankah kau sendiri yang bilang saat menguji kekuatanku? Kenapa aku harus menyembunyikan kekuatanku?" tanyaku kepada ayah
"Bukan soal bela dirimu, tapi soal kemampuanmu. Auramu… istimewa, kau akan tahu seiring latihanmu berlanjut. Saat ini kau belum merasakannya, tapi suatu saat nanti kau akan tahu jangkauan kekuatanmu" jawab ayah
"Baik, Ayah" jawabku sambil mengangguk
== end of flashback ==
Itu dan sepertinya ada hal lain yang spesial dari auraku. Aku ingin tahu, namun sekarang menghadiri hari pertama lebih menggugah semangatku karena ibukota sudah terlihat.
Kereta sampai dan kami turun dari kereta itu. Aku hanya diam terpesona melihat kemegahan arsitektur ibukota, tapi itu tidak penting karena…
"Akhirnya, Akademi Griffin!"
…sekaranglah giliranku untuk bersinar dan mengukir sejarah!