Chereads / Menikahi Tuan Muda angkuh / Chapter 27 - Pingsan

Chapter 27 - Pingsan

"Tuan ..."

Adinata membawa tubuh Elis dalam keadaan pingsan, membopong saat ia berhasil memenangkan gadis itu dengan jumlah yang sangat fantastik

Gavin dan Dewanda pun mengikuti. Mereka berdua saling memandangi sebab mengira bahwa Adinata akan membantu Gavin ternyata itu untuk dirinya sendiri Gavin mengepalkan tangannya sebab Adinata tak mau menyerahkan gadis itu

"Serius nih cuman ...."

Dewanda tak ingin membuat Adinata kesel apalagi beradu argumen dengannya yang akan berujung perkelahian ia langsung membawa Gavin meletakkan tangannya di bahu Gavin yang tak terima kekalahan

"Bro balik yok main ps lebih oke!"

"Tap ..."

Dewanda membekap mulut Gavin dan membawanya masuk ke dalam lalu ia pun segera mengendarai mobil berkedip mata di depan Adinata. "Jangan lupa kabarin hasilnya ya, Bro."

"Oh itu punyaku, kenapa kau mengambilnya."

Gavin berteriak kencang hingga mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil dan hak tetapi Dewanda segera menarik tubuh agar masuk dan sangat berisik melajukan mobilnya sementara Adinata masih Berdiri di depan menunggu sampai siuman mengeluarkan gadis itu dari dalam jeruji besi kurungan tiba-tiba saja gadis bertopeng pingsan

"Merepotkan saja." Adinata melirik jam di lingkar tangannya sampai beberapa menit gadis itu masih belum siuman Ia pun membuka pintu mobil dan melihat gadis itu

Adinata menepuk pelan pipi wanita itu. Namun, sepertinya masih belum sadar Adinata dibuat kesal ia segera masuk mengambil kemudi

Adinata melirik di kaca mobil gadis itu sangat mulas tidur segera mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Nayla

"Kau langsung ke sini J hotel." Adinata memutuskan sambungan telepon punya melaju dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan bagaimana ia bisa mengeluarkan 10 miliar hanya demi seorang gadis yang sama sekali. Tak tahu asal-usulnya seakan bola mata itu mampu menyihirnya dalam sekejap

***

Hampir 15 menit akhirnya mereka pun sampai Adinata segera memesankamar dalam tubuh wanita itu tanpa berpikir panjang menaruhnya di atas kasur dengan hati-hati

"Hei wanita murahan kau merepotkan ku saja," ujar Adinata penuh kekesalan Ia pun mengambil handuk yang sudah dibasahi dengan air hangat saat tiba-tiba dia ingin membuka topeng wanita itu ponselnya berdering segera menaruh kembali lalu menekan

"Ada apalagi kau menelponku."

"Awas aja kalo kalo membuat sesuatu pada Gadis itu kupastikan besok berita ini sampai ke istrimu!" ancam seorang pria suaranya terdengar sangat keras. Adinata sampai menjauhi ponselnya dari kupingnya Gavin menelpon Sudah beberapa kali 8 itu berdering namun di dalam mobil tadi atau mengangkat karena masih mengemudi

"Kalau memang iya kenapa? Dia sudah aku beli dengan harga yang mahal terserah aku mau berbuat apa dengannya."

Belum selesai mendengarkan sumpah-serapah Gavin. Adnata segera menutup sambungan telepon itu melelahkan sekali hanya gara-gara seorang wanita tapi sampai melontarkan kata-kata yang seharusnya Adinata lah yang berikan kalimat itu mengapa justru sekarang Gaavin

"Siapa sebenarnya gadis ini." Dengan penuh penasaran Adinata mengambil tempat duduk di samping sang gadis rambutnya yang berwarna agak kecoklatan warna kulit agak sawo, bibirnya yang mungil Adinata menepis perasaan itu. Mengapa tiba-tiba saja pikirannya berubah menjadi kotor

Tangannya tiba-tiba saja ja membelai rambut wanita di hadapannya Adinata mendekatkan wajahnya merasakan deru napas sang wanita, bibirnya yang merah dan mungil Adinata membelai halus mendekat sesuatu dari dalam dirinya tak dapat ia tahan mengecup singkat itu lalu kemudian pada leher sesuatu dari dalam dirinya tak dapat ia bohongi yang merasakan itu saat berada didekat gadis ini. Tetapi, mengapa pada wanita lain kan untuk menyentuhnya gila mungkin itu sebutan yang pas untuk Adinata sekarang bisa-bisanya tubuhnya hanya ingin tertarik pada gadis lain sama sekali ia tidak mau

Dihindari bibir itu seakan menjadi magnetnya dengan napas terengah-engah Adinata akhirnya menghentikan aksi gila nya bisa-bisanya yang melakukan dalam keadaan wanita itu masih pingsan. Jemari tangannya menyentuh tokoh sang gadis lalu kembali berapa sebagian lehernya maju ke depan seakan ingat kesadarannya kembali memulih. "Apa yang aku lakukan."

Suara ketukan disertai panggilan dari arah pintu Adinata segera beranjak menyeret kakinya untuk segera membuka pintu itu nampak dua orang pelayan masuk membawa makanan

"Permisi Tuan ini baju yang anda inginkan," ucap seorang resepsionis wanita, keduanya malu-malu menatap wajah tampan Adinata ya tahu siapa pria yang sedang berada di hadapannya siapapun pasti akan mengenalnya

Suara berat dan berwibawa itu lalu menyuruh kedua wanita itu segera masuk

"Ganti pakaiannya dan jaga dia." Adinata segera keluar dari dalam kamar meninggalkan dua pelayan wanita itu yang saling menetap. Mereka pun salah tingkah wajahnya sampai merona

"Apa wanita ini sudah melakukannya bersama Tuan Adinata Ghardian, astaga! Aku benar-benar beruntung sekarang orang yang lebih dahulu tahu siapa yang akan menjadi calon Tuan."

"Wah dia sangat cantik." Ketika melihat wajah Elis Nona sangat manis dan natural. Pelayan wanita yang satunya mendekatkan wajahnya menatap lebih dalam Elis. "Bukankah ini Nona Kinanti istri Tuan Adinata? "

"Ah, masa sih! Enggak mungkinlah Tuan belum menikah kau ini ada-ada saja."

"Serius ini Nona Kinan hari sudah diumumkan jadi pendamping Tuan Adinata. Apa kau tidak melihat berita di televisi ya." Mereka kembali berdebat

Mengangkat bahu

"Wah mereka menghabiskan waktu bersama sweet kali aku ingin mendapatkan pendamping seperti Tuan Adinata sudah tampan, kaya, menjadikan ratu, Nona Kinan sendiri." Sementara teman yang satunya pun melongo pertanda ia tidak mengerti

"Jadi Tuan Adinata, sudah memiliki istri? Bukannya Tuan Adinata gagal menikah dengan salah satu modeling" tanyanya bingung

"Ialah makanya! Jangan mengambil cuti lagi pergi ke kampung lihat sendiri kan bisa tidak memiliki jaringan jadi kau tidak uptodate berita, manisnya

Nona sangat beruntung memiliki Tuan Adinata semoga pernikahan mereka selalu langgeng."

"Katanya sih itu gagal jika memilih wanita itu. Entahlah aku juga tidak mengerti masalah orang kaya tapi kalau pun gagal Nona Kinan sangat manis imutnya."

Pusing sekali menghadapkan matanya lihat falcon yang berwarna putih

Sigap keduanya mengambil bantal lalu membiarkan Elis untuk bersandar. "Syukurlah Nona sudah sadar mana tadi pingsan."

Keduanya pun mengangguk lalu tersenyum. "Tuan sangat manis tadi sampai membopong tubuh Nona romantisnya."

"Membopong?" Berusaha mengingat apa yang terjadi tadi tadi hanya mengingat saat ingin bertemu dengan Mawar lalu masuk kedalam sebuah Club

Mereka pun mengangguk polos. " Tuan sampai khawatir melihat Nona tidak sadarkan diri."

"Tuan siapa?" tanya Elis, kepalanya pening

"Tuan Adinata, Nona."

"What?!" Elis terlonjar kaget Adinata bukannya tadi ia berada di club lalu mengspa tiba-tiba saja Adinata menemukannya. Ah! Rasanya mau berlari saja harusnya Adinata yang masuk kedalam jebakan. Apa sekarang yang Elis akan lakukan.

"Rupanya kau sudah sadar, Istriku ...."