Chereads / Menikahi Tuan Muda angkuh / Chapter 24 - Pelelangan

Chapter 24 - Pelelangan

"Apa yang harus kulakukan mereka akan curiga aku bukan penari di tempat ini."

Jantung Elis berdegup cepat ketika ia d

sudah berganti posisi semua wanita yang menari tadi sekarang berada di ruang tertutup lututnya lemas tak berdaya

"Siapa namamu Nona?" tanya wanita itu yang memiliki tubuh agak tinggi dengan berat badan yang ideal dikipaskannya bulu-bulu yang menari di tangannya.

Elis tak menjawab pertanyaan wanita ketua dari penari ini jika sampai ketahuan habislah riwayatnya. Elis masih mengenakan topen yang hanya memperlihatkan bibir merah pekat

"Buka topengmu," satu kalimat perintah ketua dari penari club

Tangan Elis dingin wajahnya pias tatkalah ketika wanita itu berbisik di telingannya ia semakin takut apa wanita ini mengetahui bahwa dia bukan dari bagian mereka.

"Kenapa diam buka topengmu sekarang! Tuli," berkata dengan suara meninggi, para gadis sebagian yabg masih perawan mereka takut akhirnya membuka topengnya Elis yang berdiri paling belakang mau tak mau ikut membukanya.

"Madam," panggil pria suara berat dan tegas wajahnya dingin

Mengalihkan wanita yang dipanggil Madam, bernapas lega kalau bukan pria tadi tamatlah riwayatnya Ia bersyukur pada pria tadi

"Bereskan mereka."

Pria yang tadi berdiri di belakang Madam mengangguk formal para wanita tersebut akhirnya keluar. Elis mengikuti saja namun gerakan matanya tak luput dari setiap sudut para pengunjung mencari sosok keberadaan Adinata

"Cepat berjalan sedikit!" bahunya disentak oleh penari wanita yang memakai baju berwarna merah maron karena Elis berjalan dangat lelet.

Elis tak melihat Mawar padahal.wanita itu berjanji akan masuk setelahnya ingin sekali keluar dari tempat ini berlama-lama apalagi rencananya gagal total bukannya nemukan Adinata malah mendapati pria hidung belang.

"Aaa ... apa.yang kalian lakukan!" Elis menutup matanya menggunaka kedua telapak tangan bsru juga masuk disuguhi pemandangan yang luar biasa

Para wanita yang berganti pakaian itu menatap heran Elis

Mereka semua berganti pakaian di satu ruangan tanpa ada yang malu memang sih wanita semua tapikan rasanya bagaimana begitu

Mereka kembali melanjutkan berganti pakaian ada yang langsung mandi ada juga yang duduk menyesap sebatang rokok, asapnya mengepul di udara membentuk bulatan abstrak

"Ohok! Ohok! Nona bisakah anda tidak menyalakan rokok di ruangan tertutup begini." Elis tak tahan mencium aroma.rokok ia selalu saja merasa mual dan pusing

"Terserah aku dong," jawabnya kembali menyesap rokok itu kuat-kuat menaikkan sebelah kakinya di atas lalu mengembuskan aspanya di depan wajah Elis.

"Hey anda!"

"Apa?" Wanita itu cuek bebek kembali lagi menyasap rokokny Elis terbatuk berkali-kali berpindah tempat di dekat ruag pakaian tergantung. Ia juga ingin menganti pakaian saat membuka lemari alangkah terkejutnya semua pakaian di rasa sama hanya beda warna dan motifnya astaga kalau tak ada penjaga keamanan yang berjaga di dekat pintu ia akan keluar saja tetapi di sini Elis menyamar sebagai penari

"Sebentar lagi akan ada pelelangan kau mau ikut tidak?" tanya si wanita berbaju biru

"Oh itu nggak ahk ngeri bagaimana kalau aku dibawa om-om mending tetap di sini saja," jawab wanita berbaju agak gelap

Temannya yang satunya pun datang menyahuti perbincangan kedua wnaita itu. Elis merapatkan telingannya barangkali ia bisa menemukan Adinata diacara yang mereka sebutkan

"Kemarin daa loh yang di lelang oleh pria tampan, hidupnya sekarang jadi makmur tak bekerja lagi setiap hari berganti mobil."

"Yah itu tergantung keberuntungan juga aku sih masih tetap ingin di sini."

"Ekhem, permisi boleh aku tahu acara pelelangnya kapan?" tanya elis menghampiri ketiga wanita tadi

"Pukul 12.30 akan ada banyak pria, kau kalau mau ikut mendaftarkan diri langsung kebagian pengaman saja lumayankan kalau menemukan yang berduit tak perlu susah payah bekerja lagi."

"Apa.kalian akan ikut?" tanya Elis lagi mengangguk dan sedikit paham penjelasannya ketiga wanita itu

"Tentu aku hanya ingin menonton saja."

Ini kesempatan emas yang tak bisa adi sia-siakan jika Elis yakin pasti di antara para pria yang ikut melelang pasti akan ada. Adinata mendengar rumor yang tersebar tentang pria itu sering bergonta-ganti wanita tiap malamnya bukan hal besar bagi Adinata yang kaya raya

***

"Wah sudah ramai saja di mana kita harus duduk."

"Entahlah jongkok saja lumayan cuci mata, para wanita yang cantik."

"Dasar sableng!" Dewanda menoyor kepala Gavin

"Gini-gini juga tampan. Daripada kau gagal move on"

"Eh, eh! Tunggulah sebentar bro ini kan malam puncaknya semua wanita cantik akan keluar dari sangkarnya barang kali kau ingin memiliki satu simpanan dan aku akan milih satu jodoh." Gavin terkikik pelan

Adinata sangat malas jika berada di tempat pelelangan ini tujuan awalnya hanya ingin menenangkan pikiran bermain kartu dan meminum soda itu saia namun Gavin yang memaksa dan Dewanda jiga ikut penasaran akhirnya Adinata menurut saja

Ketiganya berdiri paling belakang semua kursi sudah terisi penuh oleh pria yang ikut melelang siapapun bisa ikut asal memiki dompet yang tebal

Semua terpusat ke tirai merah segaia pembatas mata pria yang duduk melotot dengan haus penuh nafsu

"Harap bersabar para Tuan-Tuan, tidak sabar untuk wanita-wanita cantik kali ini kan?"

Sorak pria mengangguki ucapan sang pembawa acara lampu menyorot ke tirai yang sebentar lagi terbuka semua mata pria jelalatan

"Widih yang tengah sangat manis bodynya aduhai!"

"Pro playboy kau Vin!"

"Namanya laki-laki harus memilih mana yang cantik."

Bicaranya saja yang besar padahal Gavin suka tremor duluan ketika di dekat wanita, gayanya saja yang tinggi selangit

Pandangan Adinata tertuju pada wanita dress putih bertopeng ungu ia seperti daya magnet yang tak bisa hindari tekanannya

"Apa wanita itu ikut?" tanya Adinata mash tetap menatap yang berdiri di antara baris wanita

"Wah, sepertinya begitu."

***

"Bagus sekali buat wanita itu menari dengan tidak jelas kalau perlu buat dia menyesal seumur hidup." Mawar berdiri di antara kerumunan pria sebentar lagi. Wanita penganggu akan lenyap ia tak akan mampu memperlihatkan wajahnya di depan publik.

Mawar mengenakan serba gelap dua penjaga berada di belakang. Ya, tadinya ingin menjebaknya bersama Adinata namun rencana awal gagal tak menemukan tanda Adinata akan datang akhirnya memilih rencana kedua yang disusun dengan rapi tak perlu mengotori langsung tangannya. Wanita kampungan itu akan masuk kedalam perangkap yang dibuat

Tawanya merekah penuh kebencian dan ambisi

"Selamat menikmati hari yang buruk."

Permainannya sangatlah licik Mawar bisa melakukan apapun demi mencapai tujuannya

***

"Baiklah-baiklah tenang semuanya harap tenang kali ini ada beberapa wanita yang sangat langkah tahun ini. Kalian bisa maju ke depan tajamkan mata kalian."

Sorotan kilau lampu menyorot Elis yang berada di dalam kurungan besi

"Wah sepertinya semuanya tidak sabar jangan buka dulu topengnya nona-nona."

Gavin bersorak senang tebakannya tak meleset wanita yang sempat tadi ia lohat dibagian penari memang ikut dalam pelelangan

"Wah kau hebat Vin!"

Gavin menepuk dadanya kuat. "Apa kubilang wanita itu pasti ikut dalam acara ini untung saja aku membawa black card."

"Gila! Gavin dokter player akan ikut pelelangan." Dewanda berkata penuh takjub tak percaya

"Habisnya wanita itu misterius aku ingin mengenalnya lebih dekat."