Jessi pulang dan sampai di apartemen benar-benar pukul enam sore. Tidak kurang juga tidak lebih. Kepulangannya itu bertepatan dengan Fauzan juga baru sampai entah darimana.
Mobil mereka berdampingan sehingga membuat Jessi tahu jika Fauzan juga baru datang.
Ia keluar lebih dulu dan menunggu pria itu di depan mobilnya. Bagaimanapun hubungannya dengan Fauzan sangatlah baik.
"Dari supermarket?" Jessi tertawa kecil melihat Fauzan membawa tentengan kantong plastik hitam besar di kedu tangannya.
"Mamah yang suruh. Ya aku sih jadi anak yang baik nurut aja," jawabnya ikut tertawa juga. Mereka kemudian berjalan bersama menuju ke lift. Jessi mau membantunya pun ditolak keras oleh Fauzan.
Pria itu tidak berubah ternyata, masih sama dengan pria yang daridulu tak pernah membiarkannya kesulitan.