Jaseline melemparkan tasnya begitu saja ke atas sofa. Oh tidak, dia tidak peduli kemana tasnya terlempar. Lalu, dirinya juga ikut membanting dirinya ke sofa.
Jeno berjalan dari arah dapur dengan segelas smoothies di tangannya. Ia dengan santainya memperhatikan sang adik dari sofa single. Meminumnya dengan perlahan membuat Jaseline berdecak karenanya.
"Bagi!" Dengan seenaknya ia meminta apa yang sedang Jeno pegang dan minum.
"Apa? Ini? Bukannya lo jago urusan dapur? Kenapa cuma ini aja pake minta segala?" Jeno sengaja berbicara dan bertanya seperti itu. Ia hanya ingin memancing kelakukan buruk Jaseline agar bisa segera ia laporkan pada ayahnya yang sedang mempertimbangkan sebuah keputusan.
Jaseline memutar bola matanya malas. Ia menurunkan tangannya tak lagi seperti pengemis yang menengadahkan tangan pada orang lain.
"Yuudah sih. Gue juga gak mau banget," balasnya kemudian beranjak dari duduknya untuk segera masuk ke dalam kamar.