"Kamu serius, Jess?" Maya benar-benar terkejut dengan yang baru saja Jessi katakan.
Dengan yakin dan tegas Jessi menganggukkan kepala.
Maya tidak tahu harus apa sekarang. Pasalnya, pengakuan Jessi kali ini pasti akan membawa pengaruh besar perihal semua yang terlibat termasuk perusahaan. Jadi, Maya tidak bisa asal memutuskan seperti sebelumnya yang cukup membuatnya diberi teguran.
"Untuk kali ini aku gak bisa asal kasih kamu keputusan, Jess. Aku masih harus kasih tahu dan minta izin sama petinggi kita di perusahaan."
Jessi mengerti, untuk itulah ia tidak memaksa Maya memberinya keputusan hari ini juga. Ia hanya ingin mengatakan apa yang dirinya inginkan sebagai seorang idola.
"Aku gak maksa kamu buat kasih aku keputusan kok. Aku cuma mau cerita aja apa yang aku mau. Kamu kan disini bukan hanya sebagai manajerku, tapi juga sahabat dan kakakku. Jadi, mendengar saran dan pendapat dari kamu penting juga buat aku."