VIAN: Asisten Dokter Rahayu
"Kamu ke ruang anak ya. Setelah itu kembali lagi ke poli" Perintah dokter Rahayu.
"Baik, Dokter" Jawab ku berusaha tenang.
Jadilah aku seperti mahasiswa magang di rumah sakit ini. Padahal sudah hampir tiga tahun aku mengabdi. Namun oleh karena aku pindah ruang. Juga sebab dokter Rahayu saat ini bukan hanya senior ku tapi juga dosen ku.
Hemp! Pasrah saja lah!
Tiba aku di ruang anak. Jujur saja ini kali pertama aku menginjakkan kaki ku di ruangan ini. Ya... Sebab, aku masih dokter umum dan baru kali ini aku diberi kesempatan untuk mencoba. Walaupun gelar dokter anak itu belum ku dapatkan.
"Berapa pasien hari ini?" Tanya ku pada seorang perawat.
"Sembilan, Dokter..." Jawabnya.
Hemp!
Baiklah! Ada sembilan anak yang nasibnya bergantung pada ku.
Jujur saja, aku merasa sedikit tertekan. Terus saja aku terbayang wajah dokter Rahayu. Seolah masih melekat dalam kepala ku ini bagaimana ia membantai habis diri ku saat itu.