Allail kala itu terus saja memaksa Rea untuk menerima sentuhan bibir yang semakin lama semakin membuat Rea tenggelam.
Rea semakin lama semakin merasa haus akan bibir pria yang ada di depannya itu, pria yang tengah mengeluas lembut rambutnya sambil memberikan gigitan-gigitan kecil di sudut bibirnya.
"Mmmmfff, aku sudah tak bisa berdiri lagi." Rea pun seakan sudah kehilangan seluruh kekuatan yang ada di dalam tubuhnya kala itu.
Sungguh apa yang Allail lakukan kala itu, benar-benar tak pernah diprediksi oleh Rea.
Semakin Rea mendorongnya kala itu, semakin dia menghimpit tubuh Rea dengan kekuatannya.
"Apa maksud dari ciuman ini? Apakah ini sama sekali tak ada artinya bagi Ayahnya Azeef? Aku ... Ingin dia ... Aku ingin pria ini," pikir dalam hatinya sambil terus melanjutkan apa yang sedang mereka lakukan di kelas sepi yang sama sekali tak pernah mereka rencanakan sebelumnya.