Chapter 43 - Keributan

Sudut bibirnya terangkat tipis. Ia terdiam selama sekitar satu atau dua detik, seolah ruang dan waktu sedang terhenti.

Kata-kata keluar dari mulutnya, memecah keheningan, "Maaf sekali, aku…"

Gadis kecil itu tersenyum malu-malu sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangannya. Aura yang dipancarkan sungguh berbeda dengan adegan tadi. Matanya cerah seperti cahaya bulan, kesan imut dan menggemaskan kian terpancar dari wajahnya. Semua orang tidak peduli pada dialog yang dia ucapkan. Mereka hanya terlalu fokus memperhatikan wajah gadis itu.

Video itu diputar sampai habis, dan tidak ada kelanjutannya lagi!

Tidak ada lagi?

Hanya ini saja?

Ini saja??

Ini saja???

"Hanya ini saja" ditanyakan secara berulang-ulang, hingga banyak orang yang merasa jadi kesal!

Kakak itu belum selesai bicara. Bisa tidak jangan menampilkan dialog yang setengah-setengah!

Tiba-tiba tersadar

Astaga, sepertinya, ini menjanjikan

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS