Suara jernih adik perempuannya itu membacanya dengan sangat manis, dan juga menjawabnya dengan manis.
Entah kenapa, Kakak Kelima yang tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu, jelas-jelas tadi baik-baik saja, kenapa dia begitu malu sekarang?
Pasti si bodoh itu menjebaknya!
Kakak Kelima diam-diam merasa kesal, kemudian adik perempuannya bertanya lagi, "Apakah ini ditulis olehmu? Bagus juga loh!"
"Be-benarkah?" Balas Kakak Kelima.
Tiba-tiba, Kakak Kelima merasa sedikit bangga pada dirinya sendiri, menyentuh bagian belakang kepalanya dengan tangannya dan dia berkata, "Ya, aku yang menulisnya!" Memang dia yang menulisnya, dia yang menulis dengan tangannya sendiri.
"Benarkah, benar-benar hebat!" Adik perempuan itu memuji dengan sangat manis, kemudian dia melanjutkan,, "Kalau begitu mari kita bermain bersama. Kebetulan semuanya hampir siap, saat mereka tampil nanti itu akan menjadi masalah mereka sendiri lagi."