"Aku hanya tak ingin dia lari, itu adalah caraku untuk mengurungnya. Sungguh aku tak ingin jika ia merasa tertekan akibat paksaan kita, dan ia akan lebih memilih untuk lari" Ucap Riandi, entah mengapa ketakutan itu seketika ada di kepalanya.
"Kau benar juga mas" Ucap Reni mengiyakan perkataan suaminya itu, biarpun Diandra adalah anak yang begitu polos dan mudah di pengaruhi, tapi bagaimana pun juga setiap manusia memiliki kesabaran. Bukan?.
"Maka dari, berkata lah sedikit lebih lembut padanya sekarang, aku yakin. Jika kita membujuknya dengan halus ia pasti akan mau"
****
Pagi ini pagi yang berbeda dari biasanya, Diandra yang sama sekali tidak tidur, dirinya ditemani hening malam bersama Isak tangis yang tak kunjung berkesudahan.