"Aku heran sehebat apa kekasihmu sampai kau begini, Jessy?" Daren mencemooh saat melihat Jessy seolah bisa menebak pacar macam apa yang Jessy maksud. "Dan aku yakin kau masih menyukaiku."
"Kenapa kamu mengolok-olokku seperti itu? Kenapa aku menyukai seseorang yang bukan pacarku yang sebenarnya?" Jessy bertanya pada Daren dengan dingin saat gadis itu berdiri dari kursinya, mencoba untuk menghajar Daren.
"Karena kamu hanya menginginkan kompetisi cinta," jawab Daren sambil nyengir. "Kau ingin diperebutkan kan?"
"Aku membencimu!" Jessy berkata dengan suara yang sangat rendah. Dia dengan cepat ingin sekali berjalan keluar dari ruangannya dan langsung pulang. Satu-satunya hal yang membuatnya bahagia adalah pemuda yang kini pasti sedang sibuk di kafe. Tapi Jessy belum bisa menghubunginya.
"Kau membenciku?" tunjuk Daren pada dirinya sendiri. "Maksudmu, kau mencintaiku?" Lelaki itu terbahak. Tapi Daren salah. Karena memang Jessy membencinya.