Chereads / Penderitaan Cinta Jessy / Chapter 21 - 21. BAB 20 : Siapa Wanita Itu?

Chapter 21 - 21. BAB 20 : Siapa Wanita Itu?

Setelah Radit masuk ke dalam kamarnya dan hanya menyisakan Angga sendirian di teras kamar kostnya. Angga menarik nafasnya pelan, lalu menghembuskannya dengan sedikit kasar dan mengelus dadanya agar ia lebih sabar lagi menghadapi sikap Radit yang selalu bersikap seenaknya padanya.

Angga memutuskan untuk langsung berangkat ke pantai terdekat untuk memancing, hanya bermodalkan pancingan pinjaman dari Radit, ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Tak berapa lama Angga sampai di tempat tujuan. Ia langsung memasang umpan yang sebelumnya sudah ia beli di dekat pesisir pantai, toko yang khusus menjual peralatan untuk memancing.

Angga memulai kegiatan memancingnya dengan santai, berharap kepenatan dan kelelahannya berkurang dari sebelumnya. Angga memancing sambil meratapi nasibnya, yang ia sendiri tak tahu apa yang sedang ia pikirkan, yang pasti ia kepikiran dengan orang tuanya di kampung. Ia hanya menatap lurus ke depan melihat ombak yang bergulung-gulung menabrak karang, entah kenapa hatinya mendadak tenang dan segala rasa penat juga lelah hilang begitu saja digantikan dengan rasa senang. Ternyata saran Radit sangat baik dan mampu menghiburnya dari lelahnya kuliah dan bekerja. Setidaknya itu sedikit lebih baik, daripada tidak sama sekali.

Angga merasakan pancingnya bergerak-gerak, langsung saja ia menarik senar pancingnya lebih cepat dengan cara mengereknya, sepertinya ada ikan besar yang ia dapatkan. Setelah senar pancingnya berhasil ia tarik, ia sungguh senang ternyata ia mendapatkan satu ikan berukuran sedang, ikan itu masih dalam keadaan hidup. Ia melepaskan kait pancingnya dari ikan itu secara perlahan dan menaruh ikannya di dalam ember yang sudah ia siapkan.

Angga melempar pancingnya lagi ke air pantai dan kembali duduk dengan santai, namun ketika matanya lurus kedepan sekali lagi seperti sebelumnya, ia melihat sesuatu  yang mengganjal dari kejauhan. Ia melihat sepasang tangan melambai-lambai seperti sedang meminta tolong. Angga mengucek matanya beberapa kali mengira bahwa dirinya sedang berhalusinasi, apakah mungkin ada setan air di siang bolong begini?

Angga memperhatikan sekali lagi sepasang tangan itu tak juga hilang dari pandangannya, tangan itu berkulit putih pucat, seperti tangan seorang wanita. Angga terdiam sejenak, bermain dengan pikirannya antara berenang menolong wanita itu atau tidak, ia takut jika itu bukanlah manusia, ia takut jika itu hanyalah hayalannya, dan ia takut jika itu adalah setan laut yang tak sengaja ia lihat dengan kedua matanya.

Namun setelah Angga berkutat dengan pikirannya, Angga memberanikan diri dan memutuskan untuk menolongnya, karena ia melihat jelas kalau itu sepertinya memang manusia. Tapi kenapa di sekelilingnya banyak orang namun tak ada yang melihatnya? Kenapa hanya Angga yang melihat itu? Seketika bulu kuduknya berdiri, ia merinding.

Angga melempar pancingnya ke sembarang arah dan tak menghiraukan apapun lagi selain tangan wanita yang melambai-lambai kearahnya, entah apa yang Angga pikirkan sekarang Angga langsung berenang ke dalam air menuju sepasang tangan itu, dengan perasaan was-was Angga mendekat, semakin dekat dan dekat hingga ia bisa meraih tubuh wanita itu. Dengan sigap Angga  menolong wanita itu dengan cara menaikkan kepalanya ke permukaan air agar wanita itu tak kehabisan nafasnya. Angga akan merasa sangat bersalah jika wanita yang ditolongnya ini tidak selamat, walaupun ia sendiri tahu bukan ia penyebab wanita ini tenggelam.

Grep!

Angga langsung memeluk tubuh wanita itu dan berenang kembali membawanya ke pesisir pantai tempatnya ia memancing tadi. Tak butuh waktu beberapa menit Angga berhasil sampai di pesisir pantai dan merebahkan tubuh wanita itu diatas pasir dekat ia melempar pancing Radit tadi, syukurnya tak ada yang mengambil pancing Radit. Ia tak paham masih sempat-sempatnya ia berpikir tentang pancing disaat keadaan genting begini, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya pelan beralih menatap wanita di depannya, tubuh wanita itu sudah basah kuyup dengan mata terpejam, mungkinkan wanita ini meninggal? Atau hanya pingsan? Harapannya sekarang  hanya satu, bahwa wanita ini dapat ia selamatkan.

Angga memegang tangan wanita itu dan memeriksa denyut nadinya, ternyata masih ada namun begitu lemah. Syukurlah… Setidaknya wanita yang ia selamatkan ini masih hidup, itu saja point terpentingnya.

Angga tak sempat melihat wajah wanita yang ia tolong karena saking paniknya dirinya, Angga langsung menekan-nekan dada wanita itu agar air pantainya mau keluar dari mulutnya. Sudah ia coba beberapa kali namun tak ada hasil. Tetap saja wanita di depannya ini tidak sadar dan tak ada sedikitpun air yang keluar dari mulut wanita ini, usahanya sia-sia. Angga memutar otaknya, apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia sungguh tak tahu. Walaupun ia anak nelayan namun ia sama sekali belum pernah menyelamatkan orang yang tenggelam.

Angga bingung sekali, orang-orang di sekitarnya tak ada yang memperhatikannya, semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Angga memutuskan untuk menggendong wanita yang ditolongnya itu ala bridal style. Dan dengan kekuatan penuh Angga berteriak, "TOLONG! ADA YANG TENGGELAM." ucap Angga sekuat tenaga. Setelah berteriak barulah orang-orang di sekitarnya melihat kearahnya, dan seketika Angga menjadi pusat perhatian di pantai itu.

Orang-orang datang mendekati Angga, dan ada yang berkata, "Kak sini biar saya bantu bawa perempuan ini ke Rumah Sakit, saya bawa mobil kak." ucap salah seorang laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Angga. Angga hanya bisa merespon dengan anggukan karena saking paniknya. Dengan gerakan cepat Angga berjalan setengah berlari mengikuti laki-laki yang menawarkan dirinya tadi untuk menolong, dan Angga tidak tahu siapa namanya.

Ketika sampai di depan mobil laki-laki tersebut, laki laki yang tak tahu siapa namanya itu langsung membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Angga masuk. Angga langsung masuk ke dalam mobil dan menidurkan wanita tersebut disana, Angga duduk di kursi mobil yang sama dan memangku kepala wanita itu. Dan laki-laki yang menolong mereka berdua langsung memacu gasnya dengan kecepatan tinggi, mencari rumah sakit terdekat.

Angga duduk dengan posisi yang tidak tenang sambil memegang terus ujung lengan wanita itu, berharap denyut nadinya tetap ada, Angga tak pernah merasa sepanik ini sebelumnya apalagi pada wanita yang tidak dikenalnya, namun entah kenapa kali ini Angga merasa sangat panik, takut wanita ini tidak bisa ditolong. Tidak ada yang yang tahu sudah berapa lama wanita ini tenggelam, tidak ada yang tahu apa penyebab wanita ini tenggelam. Dan jika wanita ini meninggal, pasti polisi menganggapnya sebagai tersangka. Dan hanya dirinyalah yang menjadi saksi satu-satunya. Sedangkan Angga sama sekali tak tahu apapun tentang penyebab wanita ini tenggelam, makanya Angga sangat berharap wanita ini selamat dan bisa membuka matanya.

Angga terus merapalkan doa dalam hatinya, berharap mata wanita ini terbuka dengan sendirinya, berharap ada keajaiban untuk wanita ini. Angga sama sekali tak berbicara dengan laki-laki yang sedang menyetir di kursi kemudi saking ia paniknya, mobil laki-laki itu sangat hening, tak ada suara apapun yang meramaikannya, mungkinkah laki-laki yang tak dikenalnya ini juga merasakan panik yang sama dengannya?

Angga mengalihkan tatapannya lagi menoleh kearah pangkuannya dan seketika ia ingin menatap wajah wanita yang sedang dipangkunya itu, seketika ia langsung terdiam ketika melihat wajah pucat wanita yang ditolongnya. Angga diam membeku di posisinya, jantungnya berdegup kencang, seketika rasa takut itu semakin besar menjalari seluruh tubuhnya.

Wanita ini…. Bukannya dia… Kenapa wajahnya seperti tidak asing?