Chereads / Pertaruhan Terakhir / Chapter 9 - Serangan Dadakan

Chapter 9 - Serangan Dadakan

Mika dan adiknya kembali ke kapsul terbang bersama dengan El. Dia punya informasi sekarang. Tadi sebelum pergi, Mika menanyakan tentang target mana yang harus ia rampok, dengan agak kesal Hana pun menjawabnya.

"Kak, apa kau tak apa apa? Dari tadi raut mukamu jelek sekali," Z mengatakannya tanpa basa basi. Ia mungkin sedikit khawatir dengan kondisi kakaknya. Tanpa menunggu jawaban dari Mika, Z langsung berdiri dan menyentuh dari kakaknya.

"Z, aku tak apa apa," Mika agak kesal, dia menepis tangan Z yang berada di dahinya. Mika hanya sedang banyak pikiran saja, dia sama sekali tak mau diganggu jika sudah masuk mode ini.

"Baiklah, Kak...." Z memundurkan tubuhnya dan menarik tangannya.

Tapi sebelum Z duduk kembali ditempat duduknya, tubuhnya limbung dan terjatuh dengan keras.

Braak....

Suara itu terdengar bersamaan dengan jatuhnya Z. Bukan, ini bukan suara jatuhnya Z karena ternyata El juga terhempas kuat ke dinding kapsul.

Kapsul terhempas kuat saat menabrak sesuatu yang bergerak dengan cepat. Benda itu menabrak kapsul dengan kecepatan tinggi dan menghempaskan Mika dan teman temannya.

Lanpu tanda darurat menyala merah, Mika yang sebelumnya telah memasang sabuk pengaman langsung bergerak menekan tombol tombol di depannya.

Tapi sepertinya percuma karna....

Buuummm....

Kapsul dengan cepat mendarat di tanah. Mendarat cepat tanpa pengaman. Untung lampu darurat sudah menyala, semua benda dalam kapsul terkunci otomatis.

Mika menelan napas sambil memperhatikan debu yang mulai kembali mengendap. Apakah itu tadi serangan musuh? Apakah tadi musuh menggunakan rudal untuk menjatuhkannya. Tapi seharusnya mereka tak bergerak mendadak seperti ini.

Setiap harus bertanding, mereka akan mengirim surat perang. Lawan mereka akan segera mengerti. Klan ini sangat menjunjung tinggi kode ksatria.

Z bangkit kembali, begitu juga dengan El. Sudah menjadi kebiasaan buruk mereka untuk tak memasang sabuk pengaman ketika naik kapsul ini. Mereka terlempar dari kursi ketika kapsul terhempas.

"Kak, apa yang sebenarnya terjadi?" Z memegang kepalanya yang berdarah karna dampak benturan. Mika sama sekali tak peduli, toh adiknya bisa menyembuhkannya sendiri.

Benar apa kata Mika, tangan Z sedikit bersinar keemasan, Z memegang bagian dahinya yang terluka dengan tangannya yang sedikit bersinar itu.

Sinar seolah merambat ke daerah yang terluka. Beberapa detik kemudian, sinar itu menghilang dan bagian yang terluka kini sudah sembuh.

El berjalan mendekat dengan memegang kepalanya, tak seperti Z, sepertinya El sama sekali tak terluka.

"Cepat buka pintunya, kita harus keluar secepatnya. Gawat kalau kita terjebak pertarungan saat berada dalam kapsul," El berkata cepat. Mika tentu mengerti maksud El, ia langsung memencet tombol buka pintu di kapsul.

Pintu terbuka, dengan penuh sikap waspada ketiganya keluar dari kapsul. Mereka juga ingin mengecek benda apa yang tadi menabraknya.

Tanah menyambut mereka bertiga. Bukan, ini bukan tanah biasa melainkan tanah yang terbakar. Bahkan tanah tempat mereka mendarat sampai terbakar, itu artinya benda tadi melaju dengan kecepatan tinggi dan sangat panah.

"Ya ampun. Nak, apa yang kau lakukan?!" Z berkata kaget sambil menghampiri seorang anak yang terluka parah dan bersandar di kapsul mereka.

Benda? Sepertinya bukan benda yang menabrak Mika, melainkan seseorang.

Seorang anak yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dia menabrak kapsul.

Bahkan tanpa dikata, Mika tahu kalau ia akan terseret masalah serius.