Saat mereka baru saja selesai makan siang di hari minggu, tiba-tiba ada tamu yang datang. Bu Ani gegas membukakan pintu.
Betapa kagetnya mereka, ternyata yang datang adalah mami dan papi Fadil.
"Jadi di sini rumah kalian? Bagus juga," ucap mami sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah. Enak banget perempuan miskin itu langsung bisa hidup semewah ini. Fadil benar-benar sudah di kuasai oleh perempuan itu. Huhh. Batin mami sembari menatap kesal ke arah menantunya.
Mami sama papi tahu rumah ini. Hmm, mungkin mas Fadil yang kasih tahu. Nindia membatin. Nindia lalu mencium punggung tangan mami dan papi mertuanya.
Tanpa di suruh, mami papi langsung duduk di salah satu sofa di ruang keluarga. Sofa ini kan mahal banget. Mami membatin.
"Bayi kalian usianya sudah hampir dua bulan, ya. Apa tidak di aqeqah?" tanya papi.
Nindia dan Fadil saling pandang.
"Belum, pi. Nanti,' sahut Fadil.