Elnara ragu ingin mengangkat telepon itu tapi dia penasaran kenapa ayahnya menelpon malam-malam. Apa mungkin menanyakan Fiona atau hal lain. Rasanya Elnara ingin mengangkatnya. Bicara dengan ayahnya dan mendengar suaranya.
"Aku angkat nggak ya?" Elnara bingung. Seandainya bisa dia ingin menekan tombol hijau di layar handphone itu. Seakan tombol itu terus memanggilnya. Ingin segera ditekan olehnya.
"Tapi kalau penting gimana?" ujar Elnara. Dia masih memandangi layar handphone di atas meja itu. Matanya tak berpaling dari handphone Fiona. Galau apa dia harus mengangkatnya atau tidak.
"Apa aku bangunkan Fiona saja?" ucap Elnara. Mungkin lebih baik Elnara membangunkan Fiona rasa penasarannya akan terjawab. Mana tahu itu memang penting.
"Ya aku bangunkan Fiona," ujar Elnara. Dia berjalan mendekati ranjang membangunkan Fiona. Menepuk lengan nya beberapa kali. Agar Fiona segera bangun dari tidur lelapnya.
