Elnara dan Evander duduk di bawah pohon. Di dekat taman yang tak jauh dari kontrakkan Evander. Mereka duduk lesehan di atas rerumputan. Elnara mengeluarkan nasi bungkus buatannya.
"Ehm ... harum. Bikin tambah laper," kata Evander. Mencium aroma nasi bungkus buatan Elnara.
"Laper ya?" ujar Elnara.
"Iya bidadariku, laper banget," sahut Evander sambil memegang perutnya.
"Ya udah, ayo makan. Nasi bungkusnya mumung masih hangat," kata Elnara.
Nasi bungkus itu memang masih hangat dan baunya harum membuat siapapun pasti lapar saat mencium aromanya.
"Iya bidadariku, makasih ya," ujar Evander.
Elnara mengangguk.
Evander membuka nasi bungkus buatan Elnara. Nasi, laut pauk, dan sayuran menjadi satu dalam satu bungkus.
"Elnara, makan bareng ya," ajak Evander.
"Tapi nasi bungkusnya cuma satu Evan," sahut Elnara.
"Makan barengan aja," kata Evander. Dia ingin makan berdua dengan Elnara.