Namun ternyata Aron menyantap semua makanan itu dengan lahap dan penuh kenikmatan. Dia sampai nambah berkali-kali. Begitu menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya. Aron lupa kalau makanan itu buatan Elnara. Semua yang disajikan di atas meja ludes. Aron bahkan sampai memandangi piring kosong di depannya.
"Aku makan sebanyak itu?" Aron tak percaya sudah menghabiskan begitu banyak makanan di atas mejanya. Tadi saja dia begitu gengsi. Tapi ternyata Aron begitu menyukai masakan Elnara yang mirip dengan masakan mendiang istrinya.
"Mau nambah udah habis," ujar Aron. Padahal dia masih ingin nambah lagi. Tapi makanannya sudah habis.
"Ini pasti karena aku lapar bukan karena makanan itu enak," kata Aron tak ingin mengakui kalau makanan yang dimasak Elnara enak. Gengsi memenuhi pikiran dan hatinya lagi.
"Dia lagi ngapain di dapur? Jangan-jangan menaruh sihir di makan ini makanya aku bisa menghabiskan makanannya," kata Aron. Dia masih saja mengelak menyukai masakan Elnara.