Tangan Aron perlahan menyentuh kotak makan itu. Mengambil sendok. Dia menyendok nasi dan lauk pauknya. Menyuapkan satu sendok ke mulutnya. Meskipun ragu namun Aron memberanikan diri untuk mengunyahnya perlahan. Membiarkan indera perasanya menikmati berbagai rasa dalam makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Semua rasa berpadu menjadi satu di lidahnya.
"Enak tidak terlalu buruk," kata Aron. Memberi komentar pada makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Dia kembali mengambil sendokan kedua dan ketiga. Mengunyahnya lebih cepat sambil merasakan perpaduan rasa yang bercampur di mulutnya.
"Tapi rasanya mirip buatan Kania akhir-akhir ini," sanggah Aron. Dia mulai memakan makanan itu sendok demi sendok, menikmati makanan itu di setiap suapannya. Sampai akhirnya makanan itu habis tak tersisa.