Elnara masih menangis. Air matanya terus bercucuran.
"Biarkan aku jadi tempat bersandarmu Elnara, kau bisa bercerita apapun padaku, jika kau pendam sendiri menyakitkan" pinta Evander. Dia ingin Elnara membagi dukanya pada dirinya.
"Evan apa benar aku pembawa sial? Aku yang membuat Mama meninggal dan Fiona cacat," ucap Elnara.
"Elnara, bidadariku, kau percaya kehendak Allah kan?" tanya Evander.
Elnara mengangguk. Sebenarnya dia tahu apapun yang terjadi di dunia ini sudah atas kehendak Allah SWT. Tapi apa yang dikatakan ayahnya padanya menorehkan luka yang sulit dilupakan. Seakan dialah tersangka atas semua peristiwa yang terjadi pada keluarganya.