Langkah kaki Elnara terus melangkah. Semakin cepat. Dia tak memperdulikan Evander yang memanggilnya. Dia berjalan sambil menangis. Air matanya jatuh di pipinya. Elnara tidak ingin siapa pun tahu kesedihan yang dirasakan. Elnara melangkah secepat mungkin. Tak ingin membiarkan Evander mengejarnya. Dia berhenti menyetop taksi yang melintas di jalanan. Elnara naik ke dalam taksi itu. Meminta supir taksi untuk segera meninggalkan tempat itu.
"Elnara!" teriak Evander. Melihat itu abada segera mencari taksi lain yang melintas di jalan. Dia menyetop taksi yang lewat itu. Meminta sopir taksi agar mengejar taksi yang ada di depannya.
Sementara itu elnara masih terdiam mengusap air matanya sambil melihat ke kaca mobil.
"Pergi ke mana Neng?" tanya supir taksi itu yang belum tahu arah dan tujuan Elnara.
"Terminal Pak," jawab Elnara dengan suara sendunya.
"Baik Neng," sahut supir taksi itu.