"Elnara," ucap Fiona. Matanya menatap Elnara yang terlihat terluka begitu dalam. Sebaiknya saudara kembarnya dia juga merasakan sakit di dalam hatinya, sesakit yang dirasakan Elnara. Ikatan batin keduanya sangat kuat, hingga duka itu sampai ke dalam relung hatinya.
"Papa tidak perlu memarahi Fiona lagi, jika memang kehadiranku hanya membawa sial, aku akan pergi Pa, sejauh mungkin, sampai Papa takkan melihatku lagi," ujar Elnara. Dia rela pergi ke tempat terjauh yang tidak pernah dijumpai ayahnya lagi. Jika memang ayahnya tidak ingin melihat batang hidungnya. Elnara tidak ingin menjadi duri di antara hubungan ayahnya dan Fiona. Jika tidak ada dirinya pasti semua akan baik-baik saja.
Aron masih terdiam. Begitupun semua orang di ruangan itu.