Aron kembali menekan tombol hijau di layar handphone-nya. Dia menelpon Hanry lagi.
Tuuut ... tuuut ... tuuut ...
Aron menunggu Hanry mengangkat telpon sambil berharap agar hubungan keduanya bisa diperbaiki demi anak-anak mereka.
"Ayolah Hanry angkat telpon dariku," kata Aron. Berharap agar Hanry segera mengangkat telpon darinya.
Tiba-tiba Pak Hanry mengangkat telpon dari Aron setelah direject beberapa kali.
"Hallo," sapa Aron. Meski dia ragu untuk bicara. Aron tetap berusaha menyambung komunikasi.
"Untuk apa kau menelponku Aron?" tanya Pak Hanry. Suaranya tampak malas menjawab pertanyaan Aron.
"Ini soal anakmu," kata Aron dengan suara yang terdengar terbata-bata. Hubungannya dengan Hanry sangat tidak baik. Aneh jika tiba-tiba menghubunginya dan membicarakan soal pernikahan anak-anak mereka.