Gak mungkin Bara sudi melakukannya dengan seorang wanita paruh baya yang jelek. Melakukan dengan Amartha yang cantiknya luar biasa aja dia ogah-ogahan. Ya, semua itu karena trauma.
Namun, saat trauma itu hilang, Bara malah berpisah dengan Amartha.
Lina terkejut dengan penuturan Bara. Tak disangka Bara yang tadi menolaknya, malah mengajak melakukan enak-enak nanti malam.
"Apa kau sungguh-sungguh ingin melakukanya nanti malam, Sayang?" tanya Lina lagi untuk memperjelas.
"Tentu saja aku sungguh-sungguh Bu—"
"Ah, Sayang— mbok jangan manggil aku Bu— kita 'kan sekarang sudah jadi sepasang kekasih—"
Bara hanya bisa mendengkus dan memutar bola matanya dengan malas. Tapi, demi menikmati malam-malam bersama Putri, Bara harus berpura-pura baik dan mengiyakan apa-apa saja yang dikatakan Lina.
"Hehe, iya Sayangku Lina—" jawab Bara sembari membatinkan kata-kata umpatan.
***