Natasha memberanikan diri mendongak, menatap tajam ke arah Diego.
"Kasih aku waktu," pinta Natasha sembari dalam batinnya berkata jika ia bukan wanita yang bisa dijadikan alat pemuas nafsu di ranjang kapan saja.
"Buat apa? Gak akan kenapa-napa, kamu gak usah kolokan!" tukas Diego sambil tak kalah menatap Natasha dengan sorot mata tajam.
Diego memutar badan kemudian melangkah ke sisi jendela kamar yang menghadap balkon. Ia tampak menghubungi seseorang melalui ponsel.
"Halo, Sam. Cepat siapkan mobilku. Aku tunggu di lobi, sebentar lagi aku turun," ucap Diego kepada kaki tangannya dengan tegas. Ucapan Diego itu terdengar, tidak bisa dibantah sama sekali. Padahal jarum jam melekat di dinding kamar telah menunjukkan pukul setengah dua dini hari, seharusnya asisten kepercayaan Diego yang baru saja dihubungi itu sedang beristirahat. Namun, Diego tidak peduli dengan hal itu dan Samuel harus selalu siaga kapan saja untuk melayani atasannya.