Dengan balutan gaun putih Selena duduk menatap cermin, riasannya cantik. Tidak terlalu menor dan sangat cocok dengan wajahnya yang lembut. Tapi tidak ada senyuman di bibirnya, Selena justru sedang berusaha untuk menahan air matanya yang memaksa keluar.
Sekuat tenaga ia menahan, tapi akhirnya matanya tak mampu membendung kesedihan yang amat menggores hatinya. Hari ini ia sah menjadi istri seorang CEO kaya raya. Mungkin sebagian orang berfikir bahwa Selena mendapatkan keberuntungan yang wanita lain belum tentu dapatkan, namun tidak bagi Selena yang hatinya sudah terlebih dahulu diisi oleh kekasihnya Sam.
Hari ini demi Sam yang sudah banyak membantunya, Selena memutuskan untuk menikah dan menjadi istri kedua dari Alan Forest, CEO tampan yang kaya raya namun berhati dingin juga tidak punya belas kasihan. Dia memandang segala sesuatu dari uang, baginya cinta hanyalah omong kosong.
'Sam semoga kamu bisa mengerti keputusan yang aku ambil hari ini, aku tidak mungkin tega membiarkanmu mendekam di penjara.' Sambil memegang cincin pertunangan yang diberikan oleh Sam, Selena menangis terisak apalagi saat ia membayangkan wajah Sam yang terbaring lemah setelah kecelakaan seminggu yang lalu. Sam masih koma dan Selena tidak tau kapan dia akan membuka matanya.
Gadis semata wayang itu mengingat semua kenangan dirinya bersama Sam, dua tahun menjalin kasih. Selena sangat mencintai karakter Sam yang begitu baik dan lemah lembut. Walau dilahirkan dari keluarga kaya, Sam tidak pernah memandang rendah Selena. Bahkan gelar sarjana Selena dapat ia raih berkat bantuan dari Sam. Itulah mengapa setelah mendengar kabar dari orang tua Sam bahwa perusahaan mereka bangkrut dan Sam terancam di penjara, Selena langsung mencari cara untuk membantu keluarga Smith tanpa berfikir dua kali.
"Kenapa kau belum mengganti gaun mu?"
Suara itu menyadarkan Selena dari lamunannya.Ia bergegas dengan segera menghapus air matanya.
"Oh... Em..." Selena masih merasa canggung dan bahkan tak berani menatap Alan.
Padahal wanita mana yang tidak ingin melihat ketampanan hakiki yang dimiliki Alan. Rahang tegas dengan tubuh proporsional yang dimiliki Alan adalah idaman semua wanita, belum lagi matanya yang berwarna biru tentu saja menghipnotis setiap wanita yang menatapnya.
Selena bergerak menuju lemari pakaian untuk mengambil baju tidur yang akan ia kenakan malam ini. Namun saat ia akan berjalan tiba-tiba saja ia ditarik oleh Alan dan memeluknya dari belakang sambil berkata, "Semakin cepat kau beri aku keturunan maka semakin cepat pula kau akan bebas dariku."
Selena menelan ludahnya mendengar perkataan Alan.
"Tapi satu hal yang aku lupa untuk pastikan." Sambung Alan memutar tubuh Selena agar mereka saling berhadapan.
"Apakah kau masih perawan?" Lanjutnya sambil menatap Selena dengan sinis.
Selena memalingkan wajahnya dan berkata "Aku masih perawan, Sam dan aku tidak pernah melakukan hal seperti itu... Dia menjagaku dengan baik." Ucap Selena dengan suara tak bersemangat.
"Aku tidak percaya!"
Dengan kasar Alan merobek gaun Selena. Gadis itu benar-benar terkejut dan langsung menutup bagian dadanya dengan kedua tangan. Namun dengan cepat Alan mengangkat tubuh Selena keatas tempat tidur.
"Jika aku tau kau berbohong maka kau harus siap menerima konsekuensinya. Sam dan perusahaannya akan menjadi taruhan kita malam ini." Ucap Alan sambil membuka satu persatu kancing bajunya.
Selena benar-benar gugup namun ia sadar akan tugasnya dan segala kesepakatan antara dirinya dan Alan.
"Bisakah aku membersihkan diriku terlebih dahulu, aku sangat berkeringat." Ucap Selena berusaha mengulur waktu.
Tentu saja Selena belum siap atau tepatnya tidak siap sama sekali menyerahkan dirinya kepada pria asing yang ada di hadapannya ini.
"Tidak perlu... Aku tidak suka menunda apapun yang ingin aku kerjakan."
Perlahan Alan menarik turun gaun yang membalut tubuh Selena. Selena memejamkan matanya pasrah dari ekor mata sang gadis terlihat butiran air mengalir beriringan, namun Alan tidak memperdulikan hal itu dan malah ikut membuka pakaian yang ia kenakan.
Sebenarnya sejak awal Alan terpesona dengan mata sendu Selena, gadis berparas cantik ini benar-benar memikat hati Alan saat mereka pernah bertabrakan di sebuah pusat perbelanjaan. Dan ia tidak pernah menyangka bahwa hari itu Selena datang dan menyerahkan dirinya kepada Alan. Dan saat ini walau hanya dengan sebuah kesepakatan tapi Alan sudah berhasil membuat Selena berada di genggamannya.
Pria ambisius ini tidak pernah tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan mendapatkan Selena menjadi kepuasan tersendiri baginya.
"Tuan...!" terdengar suara seorang pelayan mengetuk pintu kamar mereka.
Selena langsung membuka matanya.
"Ada apa?" Tanya Alan dengan suara dingin dan kesal.
Baru saja ia ingin menikmati malam pertamanya bersama Selena tapi mengapa masih saja ada orang yang ingin menganggu.
"Di bawah ada Nyonya. Ia memaksa ingin bertemu dengan Tuan."
Seketika ekspresi Alan menjadi sangat dingin, ia langsung menarik piyama dan membalut tubuhnya dengan piyama tersebut.
Meninggalkan Selena yang akhirnya bisa bernafas dengan lega.
"Aku selamat." Ucapnya sambil membalut tubuhnya dengan selimut dan berjalan dengan cepat menuju kamar mandi.
Di ruang tamu.
"Apa kau harus melakukan ini?" Bentak Joana sembari meremas kuat lengan Alan.
"Pergilah jangan ganggu malam pertamaku dengan Selena."
"Bajingan!" Joana berniat menampar Alan namun dengan sigap Alan menangkap tangan wanita yang sudah menemaninya selama dua tahun terakhir.
"Jangan pernah sekalipun kau berani menyentuh wajahku, atau tangan mu yang mulus ini tidak akan pernah bisa kau lihat lagi. Joana aku sudah muak dengan semua sandiwara keluargamu, aku tau niat buruk mu dan keluargamu terhadapku," mencengkeram tangan Joana sebagai peringatan. "Aku tidak akan membiarkan keluargamu mencapai apa yang mereka inginkan. Hanya akan ada satu pewaris di keluarga Forest, yaitu darah daging ku bersama Selena." Ucap Alan dengan tegas sembari menepiskan dengan kasar tangan Joana yang terlihat amat kesakitan.
"Kenapa kau tidak pernah melihat ketulusanku dalam mencintaimu, aku tidak ingin hartamu. Baiklah aku akui semua yang kau katakan tentang orang tuaku tapi aku tidak seperti mereka, aku mencintaimu Alan. Aku hanya ingin kau memperlakukan ku dengan baik." Ucap Joana dengan tulus sembari menjatuhkan air matanya.
"Pengawal bawa nona Joana kembali ke kediamannya. Dan jangan biarkan dia datang kerumah ini jika tanpa persetujuan dariku." Ucap Alan memberi perintah.
Joana kau harus melupakan cintamu, aku tau kau wanita yang baik. Tapi pria seperti aku tidak pantas menerima cinta mu, aku tidak bisa membuatmu bahagia, setiap kali aku melihat wajah mu aku diingatkan dengannya.
Alan berjalan menaiki anak tangga dan tidak menoleh sama sekali kearah Joana.
Alan sengaja menikahi Selena untuk membuat Joana menyetujui perceraian mereka. Walau kedua orang tua Joana ingin memanfaatkan pernikahan Joana dan Alan tapi Alan tau betul Joana adalah wanita baik dan sangat mencintainya. Namun ada alasan yang tidak bisa Alan jelaskan mengapa ia tidak bisa menerima Joana di dalam hidupnya.