Chereads / MINE : JENSON AND CHRISTABELLA / Chapter 28 - ABORSI?

Chapter 28 - ABORSI?

"Liora, apa kamu yakin akan tetap melakukan jumpa pers besok?"

Sudah dua kali ini Dania, sahabat sekaligus manager barunya bertanya pada Liora seolah dia ragu Liora akan segera pulih setelah baru saja melakukan aborsi.

Ya, Liora memilih mengaborsi janinnya tanpa sepengetahuan Jenson karena dia sangat kecewa dengan semuanya. Meski ia harus merogoh kocek yang tidak sedikit karena menggunakan dokter yang begitu profesional juga untuk merahasiakan ini semua agar tidak bocor ke media, tapi dia tidak masalah.

Baginya saat ini, kembali ke dunia karirnya jauh lebih penting untuk melupakan kesedihannya terhadap kematian Jaz.

"Aku yakin Dan." Tegas Liora meski suaranya terdengar sangat pelan.

Dania menghela nafas tanpa daya melihat perempuan di depannya yang begitu keras kepala menurutnya dan dia hanya bisa berkata dengan pasrah, "Okey, aku akan menyiapkan untukmu besok."

"Thanks."

Liora menjawab dengan lirih dan dia memejamkan matanya saat semua rasa sakit di tubuhnya menghampiri.

Hari berikutnya, sinar matahari menyinari seluruh ruangan. Saat membuka matanya, sinar matahari yang cerah memasuki matanya.

Dania sudah berada di sampingnya bersama hairdo, MUA lengkap fashion stylish sesuai perintah Liora.

Dia akan berangkat dari rumah sakit langsung menuju tempat jumpa pers. Meski dia masih sangat pucat dan lemah.

Ketika semuanya selesai, Liora yang saat ini duduk di kursi roda didorong oleh Dania keluar dari rumah sakit menuju mobil.

Tiba di aula Famous Entertainment, ratusan wartawan sudah menunggunya dan kilatan kamera yang tak terhitung jumlahnya langsung mengarah padanya begitu dia keluar dari mobil.

Liora yang masih belum sepenuhnya pulih, memaksakan diri untuk berjalan dibantu Dania, seolah dirinya sedang sehat dan tidak mengalami kesakitan apapun, padahal dia berusaha mati-matian menahan semua rasa sakitnya terutama bagian perut hingga ke bawah.

"Terimakasih untuk kedatangan kalian semua teman-teman wartawan. Saya mohon maaf jika kemarin sempat menghindar karena kondisi saya yang belum sepenuhnya fit. Pada jumpa pers kali ini saya ingin klarifikasi terkait hebohnya video saya dan mantan kekasih saya pergi ke dokter kandungan, sebenarnya waktu itu saya sedang memeriksa penyakit saya dan itu tidak ada kaitannya dengan kehamilan. Saya perlu tegaskan di sini saya tidak hamil, dan saya memutuskan akan kembali ke dunia entertain, terimakasih."

Begitu Liora selesai melakukan klarifikasi, suasana di aula berubah seperti dengungan lebah. Sangat ramai karena para wartawan saling melempar banyak pertanyaan padanya.

Tapi Liora mengangkat tangannya dan dia menyerahkan semuanya pada Dania, dia tetap keluar dari aula dibantu oleh para pengawalnya.

Pada saat yang sama di tempat yang berbeda, Antonie yang baru saja memarkir mobilnya tidak sengaja mendengarkan klarifikasi Liora di radio mobilnya. Dia terperangah dan buru-buru keluar dari mobil sambil mengecek ponselnya, memastikan apakah benar atau tidak.

Begitu dia mendapatkan kebenarannya, dia buru-buru ke ruangan Jenson.

Antonie mendorong pintu ruangan Jenson saat Jenson sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di mejanya.

"Tuan..."

"Ya."

Jawab Jenson tanpa sedikitpun mengangkat kepalanya ke arah Antonie.

"Apa ada berita terbaru tentang Christabella?"

"Tidak Tuan, tapi Liora."

Jenson mengerutkan keningnya dan dia menghentikan pekerjaannya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Antonie dengan serius.

"Ada apa dengannya?"

"Dia melakukan jumpa pers hari ini Tuan."

Antonie menyerahkan tablet pada Jenson berupa video klarifikasi Liora yang mengatakan bahwa dia tidak hamil, dan yang paling menarik perhatian Jenson, wajah Liora seolah menahan rasa sakit.

"Apa maksudnya dia baru saja menggugurkan kandungannya?"

Jenson bertanya pada Antonie.

Antonie gelagapan karena dia bahkan tidak menyadari itu jadi dia mengangkat bahunya dengan hati-hati.

"Saya tidak tahu, Tuan."

Rahang Jenson mengeras saat kemarahan tumbuh di dalam dirinya. Dia menyambar kunci mobil dan mendorong pintu ruangannya sendiri dengan kasar.

Begitu mencapai mobil, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh hingga tak butuh waktu lama dia tiba di Famous Entertainment.

Dia baru saja akan turun dari mobilnya saat tahu Liora yang terlihat pucat dan menahan rasa sakit di perutnya, masuk ke mobilnya dibantu oleh para pengawal.

Jenson mendesis geram dan dia mengurungkan niatnya turun dari mobil untuk mengikuti mobil yang ditumpangi Liora.

Hingga tiba di villa Chrysoberyl. Jenson memilih untuk tetap stay di mobilnya, mengawasi Liora yang turun dari mobil dengan kursi roda dan didorong masuk oleh pengawalnya.

Kecurigaannya terhadap Liora yang aborsi semakin kuat.

Dia sangat marah di kursinya hingga buku-buku jarinya memutih karena terlalu erat memegang setir kemudinya.

Jenson kemudian turun dan menemui Liora di dalam.

Tanpa basa-basi kepada pelayan, dia langsung menuju kamar Liora.

"Jenson! Untuk apa lagi kamu datang ke sini?"

Tanyanya dengan suara yang lemah, dia benar-benar kesakitan dan terhuyung-huyung saat bangkit dari kursi rodanya berpindah duduk ke tempat tidur.

Jenson menyipitkan matanya dan dia mengatupkan giginya saat dia mencoba bersabar.

"Apa maksudmu mengatakan sudah tidak hamil dan akan kembali ke pekerjaanmu?"

Liora menarik nafas dalam-dalam sambil memegangi perutnya.

"Aku memang sudah tidak hamil sekarang."

Jari-jari ramping Jenson melingkar seperti giok dan dia mengepalkan tinjunya erat-erat. Dia menatap Liora tajam tapi kata-katanya seolah tersangkut di tenggorokannya.

Liora sudah melenyapkan keturunan Jaz dan entah kenapa kemarahan melonjak di dadanya dan dia merasa sangat tidak terima.

Jenson mengulurkan tangannya dan dia mencekik leher Liora.

"Kamu sadar telah membunuh keturunan Jaz? Aku bahkan sudah bersedia menikahimu dan melukai hati Mommy juga Christabella, ini balasanmu ha?"

Cengkeraman Jenson di leher Liora semakin erat dan itu membuat Liora terbatuk-batuk karena kesulitan bernafas.

"J... Jenson, lepaskan brengsek!"

Liora yang kesakitan perutnya masih harus berusaha melepaskan cengkeramannya dari tangan Jenson.

Jenson kemudian melepaskan Liora dengan kasar saat air mata Liora jatuh mengenai tangannya, lagipula wajah Liora sangat pucat dan dia tidak berniat membunuh Liora.

Liora memegangi dadanya dan dia menatap Jenson samar sesaat sebelum akhirnya dia tak sadarkan diri.

"Shit!"

Jenson mengumpat dirinya sendiri dan dia menggendong Liora keluar dan masuk ke mobilnya untuk membawanya ke rumah sakit.

Dia sangat marah pada Liora, tapi akhirnya dia tidak tega, bagaimanapun dia sedikit memiliki perasaan pada Liora karena lelah kejar-kejaran dengan Christabella.

"Bagaimana keadaannya Dok?"

Jenson bertanya dengan panik.

"Dia baru saja melakukan aborsi semalam, tapi dia tidak istirahat yang cukup. Harusnya dia bedrest setidaknya dua minggu, mengingat kondisi tubuhnya yang lemah seperti ini."

Jenson mendesah dan dia entah kenapa menyalahkan dirinya sendiri dalam hati. Dia berterimakasih pada dokter dan keluar dari ruangan Liora untuk menghubungi Dania.

"Liora aborsi semalam dan kamu tidak memberitahuku?"

"Jens, jika kamu masih memiliki akal sehat. Harusnya kamu berpikir bahwa itu semua salahmu!"

Dania mengejeknya di seberang sana dan entah kenapa itu membuat hati Jenson sakit luar biasa.

Liora aborsi karena dia?