Chereads / MINE : JENSON AND CHRISTABELLA / Chapter 24 - JANGAN MEMAKSAKU!

Chapter 24 - JANGAN MEMAKSAKU!

Baik Jenson dan Liora tidak bisa menjelaskan apapun.

"Itu benar kan?" desak Shirley.

Jenson menghela nafas berat dan dia menghampiri Shirley untuk membantunya berdiri.

"Mom, tidak ada yang menginginkan takdir menyakitkan ini."

Shirley terisak mendengarnya, begitu juga Liora, dia sama terpukulnya dengan Shirley, apalagi saat ini Liora sedang mengandung anak Jaz.

"Jadi tidak ada yang lebih baik selain menerimanya."

Dia menghela nafas sekali lagi sebelum melanjutkan perkataannya, "Aku juga tidak pernah menginginkan kepergian Jaz. Kita semua menyayangi Jaz, begitu juga dengan Liora, dia tidak pernah menginginkan hal ini terjadi Mom. Apalagi dia..."

Jenson menoleh ke arah Liora saat dia ragu-ragu mengekspos kehamilan Liora di depan Mommynya.

Liora menatap Jenson dengan penuh kekuatan dan dia mengangguk seolah memberi dukungan untuk Jenson agar mengatakan hal ini sekarang juga.

"Liora hamil anak Jaz, Mom."

Shirley memejamkan matanya saat dia tidak bisa menerima kenyataan baru yang ia dengar.

"Itulah alasanku kenapa aku menjalin hubungan dengan Liora dan mengumumkan pernikahan di media, Jaz secara pribadi memintaku untuk menjaganya sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya."

Shirley membuka matanya dan dia menarik nafas beberapa kali untuk mengumpulkan kembali kekuatannya.

"Tapi bagaimana dengan Christabella? Kamu memikirkan perasaannya saat mengatakan hal itu pada media Jens?"

Jenson kehilangan kata-katanya detik itu juga.

"Bagaimanapun dia istri kamu, apa kamu sudah meminta pendapatnya?"

"Aku tahu Mom."

"Lalu bagaimana reaksinya?"

Jenson menghela nafas sebelum berkata dengan lirih, "Seperti perempuan pada umumnya."

"Kamu tahu itu dan kamu masih dekat dengannya?"

"Tapi aku hanya ingin memenuhi permintaan Jaz, Mom."

Shirley berbalik untuk menatap Jenson dengan dingin, "Dia hanya memintamu menjaganya, tapi tidak untuk menikahinya."

"Kami dua orang dewasa dan bagaimana caraku menjaganya kalau bukan dengan pernikahan?"

Shirley menatap putranya dengan ekspresi penuh penghinaan, "Kamu bisa memikirkannya lagi Jens."

Setelah itu dia terhuyung-huyung berjalan meninggalkan Jenson dan Liora. Tak lama, para pengawalnya menghampiri dan membantunya berjalan sampai ke mobil.

"Aku tahu Tante Shirley tidak akan setuju." Suara Liora yang menyedihkan memecah keheningan diantara keduanya.

"Kamu harus sedikit bersabar." Jenson menatap Liora iba sebelum dia menghampiri untuk memeluknya.

Liora terisak dalam pelukan Jenson.

"Aku akan mengantarmu pulang, Jaz pasti tidak akan senang kalau terjadi sesuatu denganmu dan calon bayinya."

Liora hanya mengangguk dan dia berjalan terhuyung-huyung sampai Jenson tidak tega dan akhirnya menggendongnya sampai mobil.

Maseratti hitam melaju ke arah Villa Chrysoberyl.

Tiba di sana, Jenson kembali menggendong Liora sampai kamar dan dia menenangkannya.

"Aku harap perkataan Mommy tidak mengganggu pikiranmu."

"Tentu saja sangat menggangguku Jens."

"Kamu jangan egois Liora! Jangan memikirkan dirimu sendiri."

Liora frustasi dan dia murni lelah, jadi dia kembali terisak dan mengeluarkan tangisan yang sangat menyedihkan.

"Maksudku ada janin di perutmu, jadi pikirkan juga dia. Sementara aku akan membujuk Mommy, percayalah!"

Liora mengangguk dan Jenson kembali merengkuh tubuhnya untuk memeluknya. Dia juga sama lelahnya dengan Liora, terlebih lagi dia masih harus menghadapi Mommynya juga Christabella.

"Jens, aku sangat membutuhkanmu."

"Aku tahu itu, sekarang tidurlah! Jangan berpikir apapun lagi karena aku tidak mau terjadi sesuatu dengan kalian berdua."

Perkataan Jenson menghangatkan hati Liora sampai ke lubuk hatinya. Dia mengangguk dan mengubah posisi duduknya menjadi berbaring.

Jenson menyelimutinya dan Liora mulai terlelap.

Jenson menghela nafas lega dan segera pergi begitu Liora sudah tertidur pulas.

***

Di rumah sakit.

Christabella tampak tidur dengan pulas dan Jenson menatapnya dengan rasa bersalah. Bagaimanapun perempuan di depannya adalah istrinya, tapi akhir-akhir ini dia lebih sibuk dengan Liora.

Jenson menghela nafas tanpa daya sebelum dia menyeret kursi untuk duduk di samping tempat tidur Christabella.

Dia menggenggam tangan Christabella lalu menciumnya dengan hatinya yang begitu dalam. Hal itu membuat Christabella terbangun dan dia sangat kaget melihat Jenson disisinya sambil memegang tangannya, jadi dia menepisnya dengan kasar.

"Untuk apa kamu ke sini?"

"Bagaimana kalau aku mengkhawatirkanmu?"

Christabella menyeringai dan dia mencibir Jenson, "Apa yang membuatmu mengkhawatirkanku?"

"Chistabella stop mendebatkan soal ini, aku sudah mengatakannya padamu kalau aku mencintaimu, tapi kamu begitu keras kepala."

Christabella merasa itu lelucon jadi dia jsutru menertawakannya.

"Aku juga sudah mengatakannya padamu tapi kamu juga sama keras kepalanya denganku, lalu apa masalahnya Jens?"

Jenson menggertakkan gigirnya saat dia mencoba bersabar. Dia kemudian mengatur nafasnya beberapa kali untuk meredakan emosinya.

"Ayolah Christabella, kamu tahu alasanku."

"Tapi aku tidak bisa menerimanya Jens, aku rasa aku sama dengan perempuan lainnya di luar sana, tidak ada yang menginginkan pernikahan lain dalam pernikahannya sendiri."

Jenson menyugar rambutnya frustasi.

"Jadi jika kamu tetap memaksaku, lepaskan aku!" Christabella berkata terang-terangan.

"Jangan memaksaku Christabella!" Jenson berdiri dan emosi di matanya tak terlukiskan.

Christabella menatap Jenson tanpa rasa takut dan dia seolah menantangnya.

"Lalu untuk apa Jens? Untuk apa?" dia berteriak frustasi.

Jenson memejamkan mata dan dia menghela nafas panjang.

"I'm sorry." Lirih Jenson kemudian.

Jenson memeluk Christabella begitu erat dan dia berkata sekali lagi dari hatinya, "Aku minta maaf Christabella."

Chritabella sangat lelah sehingga dia menangis dalam pelukan Jenson, sebenarnya dia hanya ingin bahagia setelah semuanya yang dia lewati, ditinggalkan kekasihnya dan juga ibu yang membesarkannya selama ini.

"Kamu tahu aku sudah tidak memiliki siapapun dan kamu masih ingin meninggalkanku Jens?"

Jenson mengangguk-angguk dan hatinya tersentuh, ini kelemahan Jenson dan dia tidak bisa membiarkan Liora atau Christabella bersedih karenanya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu okey."

"Tapi aku juga tidak mau ada Liora dalam pernikahan kita, kamu bukan Jaz dan aku ingin memilikimu seutuhnya."

Seperti ada palu besar yang langsung menghantam kepala Jenson. Jadi dia tidak bisa berkomentar apapun selain mempererat pelukannya pada Christabella.

Harusnya dia senang sekarang, Christabella cinta pertamanya dan dia bertahun-tahun memendam perasaan itu sendiri, tapi Jenson tidak bisa merasakan kesenangan itu sepenuhnya sekarang.

Melihat Jenson tidak bereaksi apapun terhadap perkataannya, dia mendorong tubuh Jenson dengan kuat dan dia marah pada dirinya sendiri.

"Harusnya aku sadar aku tidak bisa memaksamu Jens," isaknya.

"Christabella, ini hanya soal waktu. Aku akan benar-benar meninggalkan Liora saat anak itu lahir."

Christabella menundukkan wajahnya dan dia menutupinya dengan kedua tangannya. Dia menggeleng keras saat dia bersikukuh untuk berkata, "Aku tidak bisa Jens, i'm sorry."

"Aku janji akan memberikan apapun yang kamu mau."

"No!"

"Christabella please! Mommy akan semakin mempersulitku jika aku tidak bisa menghadapimu."

"No! Jenson Alex. Jangan memaksaku!"

Christabella membuka matanya dan dia memunggungi Jenson, "Pergilah semaumu dan lepaskan aku!"