Dia mengetuk pintu dengan begitu pelan, sesekali menyerukan nama seorang perempuan di sela ketukan pintu yang dia lakukan. Tidak ada yang menjawab hingga dia berpikir mungkin saja Rumi belum sampai ke rumah, padahal jelas-jelas dia pergi duluan tadi. Senja menutup hari, gawat saja sampai perempuan itu belum benar-benar sampai di rumah bisa-bisa dia kena omel oleh bos besarnya nanti. Permasalahannya akan berlarut-larut.
"Kenapa berdiri di sana dan tidak masuk ke dalam?" Suara yang baru saja membuyarkan fokusnya cukup membuat hatinya bisa bernafas dengan lega sekarang. Semua pikiran buruk tentang keberadaan bumi menghilang begitu saja. Dia menata gadis yang diharapkan datang sejak tadi.
Rumi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak mengunci pintunya," tuturnya berjalan mendekati Liodra. Dia berdiri di sisinya dan tersenyum manis. Mendorong pintu yang ada di depannya lalu masuk ke dalam kamar.
