Yang paling sulit untuk diterima adalah harus kehilangan seseorang tanpa aba-aba sebelumnya. Bahkan orang lari saja, punya jeda waktu untuk mempersiapkan segalanya. Mengambil ancang-ancang sebelum menempuh jarak yang jauh, melewati langkah demi langkah yang diambil kemudian.
Rasa sakit yang dia rasakan sekarang ini berlipat ganda, tanpa dia sadar bahwa dirinya sudah kehilangan segala macam bentuk kewarasan yang ada di dalam hatinya sekarang.
Dia hanya bisa memandang peti mati itu dengan tatapan yang kosong, mungkin raganya terlihat baik-baik saja dan mulutnya rapat diam tanpa bersuara apapun, meskipun lalu lalang orang di sekitarnya terdengar begitu berisik dan mengusik ketenangannya. Namun, di dalam hatinya sekarang ini sedang meraung-raung, meminta pada siapapun yang bisa mengembalikan pria itu padanya lagi seperti sedia kala.