Dia berpikir bahwa apa yang baru saja dilakukan olehnya adalah sebuah kesalahan yang besar, itulah yang tertanam di dalam hatinya sekarang ini. Pandangan matanya tidak bisa bohong dengan situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya sekarang.
"Kenapa dia terlihat begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Dani? Dia hanya datang berkunjung dan kita juga hanya mengobrol satu sama lain." Rumi menoleh, sedikit mendongak sebab Lysa jauh lebih tinggi darinya jika dilihat dari jarak yang begitu dekat. "Dia juga tidak berbahaya. Dia tidak membawa senjata api, belati, atau bahkan bom untuk diledakkan. Dia tidak akan pernah melukaiku juga."
Lysa menghela nafasnya. "Aku juga sedang memahaminya, Nona. Sepertinya dia marah dan panik setelah mengetahui Dani berhasil masuk ke dalam sini."
"Mungkin takut jika Mr. Tonny marah? Padahal Dani adalah temanku juga, sama dengan Genta." Dia menggerutu, menahan banyak perasaan yang sedang bergejolak di dalam hatinya sekarang.
