Jika berpikir bahwa dia akan menyerah di awal perjalanan, maka itu adalah kesalahan besar. Nyatanya dia adalah gadis yang nekat kadang kala. Kenekatan dan kebodohan itulah yang membawanya ke sebuah tempat yang begitu asing untuknya sekarang.
Ada bangunan besar yang mirip sebuah istana, atau juga bisa disebut hotel yang tidak megah dan banyak orang. Ada gerbang besar di depannya sekarang, dia mengulum salivanya sendiri ketika menatap bel listrik yang ada di sisi tembok gerbang besar itu. Tentu saja siapa yang datang harus menekannya, tetapi Nyatanya dia tidak punya keberanian sejauh itu.
"Kenapa diam saja dan tidak masuk?"
"Astaga!" Dia terkejut dengan suara wanita yang begitu lembut tetapi terdengar seperti melodi menyeramkan yang ada di rumah hantu sebab suasananya sudah begitu.
