Dia membahayangkan apa yang sebenarnya terjadi semalam, tubuhnya terasa begitu letih, kepalanya berkunang-kunang seakan atap yang ada di atasnya berputar-putar. Lampu yang biasanya dipandang hanya satu, kini memiliki duplikat.
Dia mencoba untuk bangkit, memegangi kepalanya yang terasa begitu berat. Yang ada di dalam ingatannya hanya malam panas yang menggairahkan, dia melayani sang suami sebagai mana mestinya. Bermain dan menikmati permainan dit tengah malam yang dingin.
Tok! Tok! Tok!
Pintu diketuk, membuyarkan fokus gadis itu untuk tidak lagi berdiam diri sembari memandangi dirinya sendiri. Seseorang masuk ke dalam kamarnya, membawakan nampan berisi satu mangkuk sup panas dengan teh beraroma melati yang begitu khas.
"Kau bangun lebih siang hari ini, Nona Cassia …." Dia menyapa dengan cara yang aneh, ditatapnya Rumi seraya tersenyum dan melangkah mendekati meja di tengah ruang kamarnya.