Dia menatap ke arah mayat Genta. Pandangan matanya tentu saja penuh dengan duka, dia tidak sempat menyampaikan rasa terima kasih. Semuanya terjadi begitu saja, Rumi bahkan masih belum percaya dengan apa yang ada di depannya sekarang. Benar-benar baru kemarin dia bertemu dan berbicara dengan Genta, mereka memutuskan untuk bertemu ketika Rumi bisa kembali ke kampung halamannya, tapi ada satu fakta yang membuat dirinya merasakan bagaimana pahitnya menelan kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Kematian pemuda ini seakan menuntaskan semua harapan yang ada di dalam dirinya. Seakan dia kehilangan seseorang, padahal jelas-jelas mereka tidak dekat satu sama lain.
Langkah kaki dari seseorang yang masuk ke dalam ruangan sejenak menyita fokus gadis itu, dia menoleh dan memastikan siapa yang datang. Itu adalah suaminya.
"Jika sudah puas melihatnya kita harus pergi dari sini."