"Astaga!" Itu adalah kalimat pertama yang didengar oleh Genta tatkala dia sampai ke dalam penginapan. Wajahnya babak belur, beberapa luka menghiasi di bagian tubuhnya. Pukulan, memar adalah saksi bisu bahwa dia dikeroyok lagi ini.
"Apa yang terjadi padamu?" tanyanya kemudian. Beberapa orang datang membantunya untuk berjalan. "Kamu bilang kalau kamu mau beli burger di food truck yang ada di persimpangan jalan. Kenapa pulang dalam keadaan begini?"
Darius yang keluar dari dalam bilik pun pada akhirnya ikut terkejut.
"Apa yang ...." Dia diam, tatkala satu anak buah memberi isyarat bahwa itu pertanyaan yang sama, yang belum mendapatkan jawaban dari pemuda itu.
Genta duduk di atas sofa panjang, menyandarkan tubuhnya, menghela nafas panjang. Itu terdengar menyayat hati.
"Kamu dipukuli warga lokal?" tanya Darius, asal menebak. Dia duduk di depan Genta, membuka kakinya, melipat tangannya dan condong ke depan. Pandangan matanya tertuju untuk keadaan pemuda ini.