Dua mangkuk sup menemani keduanya. Hwang nampak begitu lapar, dia bahkan tidak mempedulikan Rumi masih duduk di depannya sembari mencoba untuk memahami situasi yang ada. Aneh, semuanya terasa begitu asing. Beberapa orang yang datang mengenakan seragam yang sama, serba hitam, mirip biarawati. Entahlah, mungkin sebab baru saja ada kunjungan?
"Ada gereja di sekitar sini?" Rumi akhirnya memutuskan untuk menyela. Dia menatap ke arah Hwang. Pria itu diam, menyeka mulutnya. "Kau sepertinya menyukai makanan di tempat ini," katanya, sedikit ngeri sebab dia tak pernah melihat Hwang bertingkah layaknya orang biasa. Sebelumnya Rumi hanya melihat dia sebagai pria yang kaku. Bahkan senyum saja, Hwang tak pernah. Hampir Rumi berpikir dan menduga, kalau pria ini mungkin saja sebuah robot besar yang diciptakan menggunakan kulit manusia. Membuat itu seperti asli dan identik.