"Kau akan tetap menyiksanya lagi?" tanya Rumi padanya dengan tatapan mata yang polos. Berharap kebaikan datang padanya sekarang.
Mr. Tonny melirik jari jemari Rumi yang jelas-jelas sedang menahannya untuk tidak pergi dari hadapannya tanpa kejelasan. Hatinya masih was-was jika Das kembali terluka hanya sebab kecerobohannya hari ini. Sekarang Rumi benar-benar menyesal sudah mengacaukan semuanya. Dia seharusnya menuruti apa yang dikatakan oleh Pitter tadi. Bahwa tempat itu bukan untuk Rumi. Seharusnya dia tidak berada di sana.
Dia benar-benar gadis yang ceroboh dan keras kepala. Entah sifatnya yang ingin datang dari mana, dia tak tahu. Bahkan Rumi tak pernah bertanya tentang kedua orangtuanya. Bukannya tidak peduli, dia hanya tidak ingin membebani Mr. Tonny dengan puluhan pertanyaan hanya untuk memuaskan egonya saja. Selagi Gadis itu mampu, maka dia akan berusaha sebaik mungkin untuk menemukan semua jawaban dari teka-teki yang ada di kepalanya sekarang.