"Pemandangannya bagus," kata gadis itu. Tatapannya polos menatap apapun yang ada di depannya sekarang.
"Itu hanya lapangan luas dengan rumput yang hijau. Ada bidik tembak di sana. Apanya yang bagus?" Pria yang baru saja datang, berdiri tepat di sisinya tersenyum miring. Rumi tidak memandang apapun di depannya sana. Kosong.
"Justru itu yang membuatnya jadi indah. Tak semua yang indah harus direpresentasikan dengan hal-hal yang menarik, mewah, atau mahal. Terkadang lapangan yang luas dan bersih, bisa menjadi hal yang indah untuk seseorang." Rumi tersenyum manis di bagian akhir kalimatnya. Tentu saja, ini menjadi bagian dari penyembuh yang luar biasa. Memang raganya terlihat begitu tenang dan diam. Namun, siapa yang bisa sangka kalau hatinya sedang riuh sekarang. Pikirannya kacau, mencoba untuk menemukan semua yang sudah hilang. Meksipun sampai detik ini, dia belum bisa menemukan apapun di dalam sana. Semuanya masih saja terasa begitu kosong. Tak ada satupun yang bisa dia ingat.