Mr. Tonny mengangguk. "Hm. Aku menyekap seseorang, menyiksanya selama 10 hari tiada henti, dan membunuhnya kemarin."
Rumi terkejut bukan main. Dia diam begitu mendengar semua itu. "Kenapa ...." Gadis itu kembali diam. Ini jauh lebih mengejutkan.
"Aku melakukan semua itu karena kau."
"Aku?" Ia terkejut. Menunjuk dirinya sendiri. Tak jadi mengambil roti tawar untuk menyarap pagi ini. Tentu saja, Rumi tak bisa memahaminya. Semalaman penuh, dia belajar pasal bagaimana seorang mafia jatuh cinta, menjalani kehidupannya, tetapi bertolak belakangan dengan apa yang dialkukan oleh pria ini.
Mafia selalu mementingkan kekerasan dalam hidupnya. Dia punya cara sendiri untuk melindungi kekasihnya, jika punya.
"Apa yang terjadi? Kenapa harus membunuh orang hanya sebab aku?" Rumi terbata-bata. Entah, dia sendiri pun tak tahu apa yang sedang dia katakan. Dia tidak bisa menyusun kalimatnya dengan baik. Terkejut membuatnya sedikit bodoh.
"Tak perlu dibahas. Itu hanya melukai hatiku saja."