Dahi Gu Chu ditepuk ringan oleh Lin Xiaozhou. Lin Xiaozhou mengangkat bahu, dengan nada orang dewasa yang mendidik anak-anak, dia mulai menceramahi.
"Kamu baru lima tahun. Yang paling penting adalah belajar. Bagaimana kamu bisa memikirkan game? Jika pamanmu tahu, dia pasti akan marah dan tidak akan membuatkanku udang pedas. Kuberitahu ya, keahlian memasak pamanmu itu istimewa. Nah, ikan rebus, udang pedas, dan iga babi asam manisnya lebih baik daripada yang dibuat oleh koki papan atas."
Wajah kecil Gu Chu menatap Lin Xiaozhou dengan marah.
Gu Chu tidak tahu betapa imutnya dia ketika dia marah.
Lin Xiaozhou terkekeh, melirik pintu kamar dan merendahkan suaranya, "Hanya bercanda. Ayo, kakak akan mengajarimu bermain game."
Gu Chu meletakkan dua tangannya di meja komputer, seperti anak kucing yang lucu, mengamati gerakan Lin Xiaozhou.
"Ini adalah tombol serangan, ini adalah tombol menghindar, ini untuk kembali ke kota dan peralatan..." Lin Xiaozhou menjelaskan dengan sabar, "Glory Union adalah game terintegrasi dari game seluler dan online yang dapat dimainkan di komputer dan ponsel. Ini dikembangkan oleh Grup Cheng. Game ini terkenal di seluruh dunia dan memiliki banyak pemain."
Gu Chu menajamkan telinganya untuk mendengarkan, membuka matanya untuk melihat, dan segera menjadi familiar dengan game ini.
Setelah Lin Xiaozhou selesai berbicara, dia bertanya, "Chuchu, apakah kamu mengerti?"
Gu Chu mengangguk, "Paham, Chuchu ingin bermain game."
Lin Xiaozhou tidak percaya bahwa dia memahaminya, dia hanya seorang anak berusia lima tahun. Tetapi Lin Xiaozhou masih tersenyum dan berkata, "Oke, jangan biarkan pamanmu mengetahui tentang ini. Aku akan membukakanmu ruang game personal. Mulai dari yang mudah dulu."
Dua orang, satu besar dan satu kecil, bersandar di depan komputer dengan keyboard berderak.
"Kamu ini, permainanmu cukup bagus. Ayo ayo, di sini ada peti harta karun, bukalah!"
"Kak Xiaozhou, cepat kemari! Mereka ingin membawaku!"
"Aku datang.. Tuan besar ini, akan menebasmu dengan pisau sebesar delapan puluh meter milikku, haha."
"Ayo ayo ayo, bersama-sama kalahkan lawan sampai mati!"
–-----------------------------------------------
Keduanya bermain dengan antusias, tanpa memperhatikan waktu. Matahari bergerak dari timur ke tengah, dan pintu terbuka ringan.
Membuat suara berderit—
Zhao Yan berkata dengan suara dingin, "Apa yang kalian lakukan? Lin Xiaozhou! Gu Chu!?"
Lin Xiaozhou menutup komputer, keduanya menoleh pada saat yang sama, dan menggelengkan kepala bersamaan, "Tidak ada!"
Alis tampan Zhao Yan terangkat ringan. Dia melirik Lin Xiaozhou yang menyeringai, lalu ke kotak mie instan yang tersisa di atas meja. Setelah itu menatap Gu Chu yang tampak menggemaskan.
Gu Chu tahu bahwa pamannya tidak suka dia bermain game komputer, jadi dia segera melompat menuruni kursi. Dia mengangkat kepalanya, meraih sudut pakaian Zhao Yan, dan membuat senyum termanis, "Aku lapar, aku mau makan."
Zhao Yan berkata, "Kalian sedang bermain——"
"Bos Zhao, Bos Zhao, siang ini makan apa?" Lin Xiaozhou berlari sambil memegangi perutnya dan mengeluh, "Aku baru saja kembali dari pertemuan klub pembawa acara, dan makanan disana tidak enak. Aku sengaja mampir hari ini karena ingin makan udang pedas buatanmu."
Gu Chu berpikir dalam hati, Zhao Yan tidak akan percaya jika dia mengubah topik pembicaraan dengan begitu bodoh.
Pada akhirnya, Zhao Yan berbalik dan turun.
"Tunggu setengah jam."
Lin Xiaozhou membuka pintu, "Terima kasih, Bos Zhao." Setelah itu, dia mengedipkan mata pada Gu Chu, diam-diam memamerkan kehebatan dirinya.
Gu Chu tercengang.
Zhao Yan sendirilah yang memasak makan siang. Gu Chu telah tinggal di apartemen pamannya begitu lama, dan itu adalah pertama kalinya pamannya memasak.
Meja makan tertata rapi. Ada udang pedas, iga babi asam manis, telur orak-arik tomat, tahu mapo, dan sup telur rumput laut.