Cheng Qingyun yang putus asa diseret keluar oleh petugas keamanan hotel yang dipanggil oleh ayahnya. Dia seakan dilempar dari surga ke neraka.
Tapi dia tidak merasa bahwa dirinya bersalah. Dia hanya ingin mengejar uang dan kekuataan. Dia juga tidak ingin tinggal di daerah yang kumuh.
Dia telah berulang kali membunuh orang lain demi berada di puncak. Dia tidak salah sama sekali. Manusia adalah makhluk yang ingin naik ke tempat yang lebih tinggi. Air mengalir ke tempat yang lebih rendah dan manusia berjalan ke tempat yang lebih tinggi.
Malam itu begitu gelap, udara terasa sangat dingin, dan hujan turun dengan deras di ibu kota.
Cheng Qingyun ketakutan dan tidak tahu ke mana harus pergi. Tidak ada tempat untuknya di ibu kota yang besar ini. Ponsel di sakunya berbunyi. Ketika dia membukanya, dia melihat bahwa itu adalah Cao Yuezhi yang menelepon.
Cheng Qingyun berpikir dengan sedih. Pada saat ini, hanya Cao Yuezhi saja yang masih ingat dengan dirinya.