Rafli memegang erat setir mobilnya, dia mengemudikan mobilnya itu dengan kecepatan hampir di atas rata-rata karena sangat kesal.
"Kalau ternyata Diandra sedang berusaha membuka hati dengan laki-laki itu bagaimana? Jangan-jangan dia membalas chat laki-laki itu ya karena emang dia mau deket dengan laki-laki itu. Mana laki-laki itu juga duda lagi, jelas lebih berpengalaman. Ck!" Rafli berdecak kesal.
Rafli lalu teringat akan Diandra yang akhir-akhir ini selalu sibuk dengan handphonenya dia selalu senyum-senyum sendiri.
"Jangan-jangan selama ini dia juga bohong lagi, dia bohong bukan cuma tadi pagi doang, tapi emang setiap hari! Dia bilang chat-an sama Nadisya padahal sama laki-laki itu," gumam Rafli, "aku coba telpon Nadisya deh, untuk membuang rasa penasaranku."
Rafli memelankan laju mobilnya, lalu bersusah payah mengambil handphonenya yang berada di saku celananya, dia mengambil handphone dan menghubungi Nadisya.
Tuuut tuuut
Terdengar nada dering tersambung yang belum diangkat.