"Tolong jangan marah," ucap Rafli, dia menarik pelan tubuh Diandra hingga berada dalam dekapannya.
"Aku tuh capek tau," ucap Diandra dengan nada sedikit gemetar menahan tangis, dia tak membalas pelukan Rafli dan hanya mengerucutkan bibirnya karena sangat kesal.
"Iya aku tau," ucap Rafli dengan lembut. Dia melepaskan pelukannya dan menatap sang istri. "Ya udah ayo, temenin aku makan malem deh, biar kamu liat kalau masakan kamu aku makan."
Diandra diam tak menjawab ucapan Rafli namun bibirnya masih mengerucut.
"Ayo." Rafli meraih pergelangan tangan Diandra dan menariknya pelan berjalan keluar dari kamar.
Mereka berjalan seraya bergandengan tangan dan menuruni anak tangga lalu masuk ke ruang makan.
Rafli kini sudah terduduk di kursi utama ruang makan. Sepiring nasi dengan kuah sayur lodeh bahkan sudah berada di depannya.