Satu hari sebelumnya ....
"Bos, lo sama Saskia masih marahan?"
Rangga hanya mengangguk, sambil memainkan rambut Kahfi. "Biarin aja, lah. Cewek emang gitu, cemburuan dan susah diatur."
"Udah tahu sifat cewek kayak gitu, kenapa lo nggak coba ngertiin dia?"
Semua mata tertuju pada Jackson. Di saat mereka tidak berani memberi saran atau menegur Rangga, hanya ia lah yang tak tanggung-tanggung mengatakan semua itu.
"Tapi ... apa yang dibilang Jackson bener juga sih, Bos. Harusnya lo bujuk Saskia. Kasian dia. Menurut gue, ya, Saskia itu cinta mati sama lo. Dulu aja dia rela dijadiin selingkuhan. Itu artinya dia bener-bener tulus sama lo."
Rangga duduk di kursi yang terletak di pinggir koridor. Lelaki itu menatap lurus ke depan, tepatnya ke lapangan basket yang diisi oleh anak-anak kelas sepuluh.